Sponsored

IHSG Cetak Rekor! Naik 57 Poin, Tembus Level 8.394

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) berhasil menutup perdagangan Jumat (7/11/2025) sore dengan performa yang membanggakan, mencatat kenaikan signifikan 57,53 poin atau 0,69 persen, sehingga bertengger di posisi 8.394,59. Senada dengan IHSG, kelompok 45 saham unggulan yang terangkum dalam indeks LQ45 juga turut menguat 5,85 poin atau 0,69 persen, berakhir pada level 853,50.

Sponsored

Menurut Kepala Riset Phintraco Sekuritas, Ratna Lim, penguatan IHSG ini tidak terlepas dari sejumlah faktor fundamental yang memberikan sentimen positif. “Kenaikan indeks terutama disebabkan oleh peningkatan likuiditas di pasar domestik, data cadangan devisa per Oktober 2025 yang menunjukkan performa lebih baik dari bulan sebelumnya, serta apresiasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS,” jelas Ratna di Jakarta, Jumat.

Secara lebih rinci dari dalam negeri, data cadangan devisa Indonesia tercatat mengalami peningkatan signifikan. Pada Oktober 2025, angka tersebut melonjak menjadi 149,9 miliar dolar AS dari sebelumnya 148,7 miliar dolar AS. Peningkatan ini didukung oleh penerbitan obligasi pemerintah serta penerimaan dari sektor pajak dan jasa, di tengah dedikasi Bank Indonesia (BI) dalam upaya menjaga stabilitas nilai tukar rupiah. Kapasitas cadangan devisa yang ada kini mampu membiayai kebutuhan impor selama 6,2 bulan, atau setara dengan 6 bulan impor ditambah pembayaran utang luar negeri pemerintah. Angka ini jauh melampaui standar kecukupan internasional yang ditetapkan minimal 3 bulan impor, menunjukkan ketahanan ekonomi yang solid.

Namun, di sisi lain, terdapat pula data yang menunjukkan perlambatan di sektor properti. Indeks harga properti hunian di Indonesia pada kuartal III 2025 tercatat tumbuh 0,84 persen secara year-on-year (yoy). Angka ini menurun dibandingkan pertumbuhan 0,9 persen (yoy) pada kuartal II 2025, sekaligus menjadi indikasi pertumbuhan terlambat yang pernah dicatat sejak tahun 2003.

Sejak pembukaan perdagangan, IHSG telah menunjukkan sinyal positif dengan langsung menguat dan konsisten bertahan di teritori hijau hingga penutupan sesi pertama. Momentum positif ini terus berlanjut di sesi kedua, di mana Indeks Harga Saham Gabungan tetap nyaman berada di zona penguatan hingga bel penutupan perdagangan saham.

Menilik performa Indeks Sektoral IDX-IC, mayoritas sektor menunjukkan kinerja yang solid. Sebanyak tujuh sektor tercatat menguat, dengan sektor infrastruktur memimpin kenaikan signifikan sebesar 2,20 persen. Disusul oleh sektor energi yang tumbuh 1,78 persen, dan sektor properti dengan peningkatan 1,59 persen.

Sementara itu, empat sektor lain tercatat mengalami pelemahan. Sektor barang konsumen primer menjadi yang paling terpuruk dengan penurunan terdalam sebesar 0,77 persen. Diikuti oleh sektor transportasi & logistik yang terkoreksi 0,36 persen, serta kembali sektor barang konsumen primer dengan penurunan 0,33 persen.

Dalam dinamika perdagangan, beberapa saham menjadi sorotan utama. Emiten yang mencatatkan penguatan terbesar antara lain KDTN, HDFA, CHEM, FPNI, dan GMTD. Di sisi lain, saham-saham dengan pelemahan terbesar meliputi UNTD, DFAM, WOOD, SMMT, dan FLMC.

Aktivitas perdagangan pasar saham juga menunjukkan volume yang substansial. Tercatat sebanyak 2.013.174 kali transaksi berlangsung, melibatkan volume perdagangan saham mencapai 26,36 miliar lembar saham dengan total nilai transaksi sebesar Rp15,67 triliun. Rincian pergerakan saham menunjukkan 288 saham berhasil menguat, 319 saham mengalami penurunan, sementara 202 saham lainnya tidak mengalami perubahan harga.

Menjelang penutupan, kondisi bursa saham regional Asia menunjukkan pergerakan yang bervariasi. Indeks Nikkei Jepang melemah cukup tajam 1.200,20 poin atau 2,33 persen ke level 50.297,00. Serupa, Indeks Hang Seng Hong Kong juga terkoreksi 16,99 poin atau 0,07 persen menjadi 25.935,41, serta Indeks Strait Times Singapura yang turun 5,60 poin atau 0,13 persen ke 4.417,12. Hanya Indeks Shanghai Tiongkok yang berhasil mencatat penguatan tipis 9,06 poin atau 0,23 persen, berakhir di posisi 3.969,25.

Ringkasan

IHSG mencetak rekor dengan kenaikan signifikan sebesar 57,53 poin atau 0,69 persen, mencapai level 8.394,59. Penguatan ini didorong oleh peningkatan likuiditas di pasar domestik, data cadangan devisa yang lebih baik dari bulan sebelumnya, dan apresiasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

Cadangan devisa Indonesia pada Oktober 2025 meningkat menjadi 149,9 miliar dolar AS. Sektor infrastruktur memimpin penguatan indeks sektoral dengan kenaikan 2,20 persen, sementara sektor barang konsumen primer mengalami penurunan terbesar sebesar 0,77 persen.

Sponsored