PT Abadi Lestari Indonesia (RLCO) secara resmi memulai lembaran baru di pasar modal dengan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia pada Senin, 8 Desember. Momen bersejarah ini menandai Penawaran Umum Perdana Saham (IPO) yang sukses, di mana perusahaan melepas 20% kepemilikan saham kepada publik.
Melalui gelaran IPO ini, RLCO berhasil menghimpun dana segar hingga Rp 105 miliar. Dana tersebut diperoleh dari pelepasan 625 juta saham, yang mewakili 20% dari total modal ditempatkan dan disetor penuh perusahaan. Dalam proses krusial ini, Samuel Sekuritas Indonesia dipercaya sebagai penjamin pelaksana emisi efek, memastikan kelancaran seluruh tahapan IPO.
Manajemen RLCO, sebagaimana tertuang dalam prospektus tambahan IPO, menjelaskan bahwa penawaran umum perdana ini melibatkan sebanyak 625 juta saham biasa atas nama, yang semuanya merupakan saham baru dengan nilai nominal Rp 50 per saham. Langkah ini menunjukkan komitmen perusahaan untuk memperkuat struktur permodalan dan mendukung rencana ekspansi ke depan.
Dikenal luas sebagai eksportir sarang burung walet, RLCO kini melakukan transformasi bisnis yang signifikan. Perusahaan tidak lagi hanya fokus pada satu lini, melainkan memperluas jangkauannya ke sektor kesehatan dan produk pangan premium. Prospektus IPO menguraikan bahwa kegiatan usaha perseroan kini mencakup spektrum yang lebih luas, mulai dari pembibitan dan budidaya burung walet, perdagangan besar daging ayam dan produk olahannya, budidaya ayam lokal, hingga distribusi makanan dan minuman berbasis hasil peternakan.
Diversifikasi portofolio ini secara strategis dirancang untuk menyasar segmen konsumen kelas menengah ke atas di Indonesia. Segmen ini diyakini memiliki potensi pertumbuhan yang substansial dan dipandang sebagai motor penggerak jangka panjang bagi perusahaan. Selain itu, prospek sektor sarang burung walet, yang merupakan inti bisnis awal RLCO, juga masih menunjukkan fundamental yang solid.
Meskipun nilai ekspor sarang burung walet Indonesia pada tahun 2024 tercatat mencapai US$ 551,556 ribu, turun 12,9% dari capaian tertinggi tahun 2023, penurunan ini lebih banyak disebabkan oleh normalisasi pasar. Penurunan tersebut merupakan respons alami setelah lonjakan permintaan yang luar biasa sebelumnya, disusul penyesuaian stok oleh importir, serta pengetatan kepabeanan yang berlaku.
Di tengah tingginya antusiasme investor terhadap IPO RLCO, muncul pertanyaan menarik mengenai siapa sosok di balik kesuksesan emiten sarang burung walet ini dan bagaimana jejak pengendalinya.
Para Pemegang Saham RLCO
Berdasarkan prospektus IPO, pemilik manfaat utama PT Abadi Lestari Indonesia adalah Edwin Pranata. Sebagai pengusaha muda berusia 34 tahun, Edwin Pranata kini menjadi figur sentral dalam memimpin ekspansi industri sarang burung walet dan produk kesehatan premium di Indonesia, menunjukkan visi dan kepemimpinan yang kuat di usia yang relatif muda.
Melalui PT Realco Omega Investama, entitas yang kini memegang 2,425 miliar saham atau 77,6% kepemilikan setelah IPO, Edwin Pranata berhasil mempertahankan kontrol mayoritas atas perusahaan. Prospektus juga merinci bahwa ia memiliki 72,5 juta saham secara langsung, menegaskan posisinya sebagai pengendali utama baik melalui kepemilikan langsung maupun tidak langsung.
Dominasi posisi ini semakin dipertegas dengan adanya Surat Pernyataan Pengendali tertanggal 29 September 2025. Dalam surat pernyataan tersebut, Edwin Pranata berkomitmen tidak akan mengalihkan pengendalian perseroan setidaknya selama 12 bulan sejak pernyataan pendaftaran IPO dinyatakan efektif. Hal ini memberikan jaminan stabilitas kepemimpinan dan strategi perusahaan kepada para investor.
Edwin Pranata bukanlah nama baru dalam ekosistem industri consumer wellness. Ia menyelesaikan pendidikan Sarjana Administrasi Bisnis Financial di Seattle University pada tahun 2013. Sejak saat itu, ia telah membangun karier yang cemerlang dalam bisnis makanan-minuman berbasis peternakan dan produk kesehatan, mengukir jejak rekam yang relevan dengan arah bisnis RLCO saat ini.
Ia menjabat sebagai Direktur Utama RLCO sejak tahun 2025. Selain itu, Edwin Pranata juga menduduki posisi Direktur di PT Realfood Winta Asia sejak 2016, yang merupakan anak usaha RLCO dan menerima penyertaan modal sebesar 43,67% dari dana IPO untuk pengadaan bahan baku sarang burung walet. Perjalanan operasional Edwin Pranata dalam grup ini telah berlangsung sejak 2014, dimulai sebagai Wakil Direktur sebelum akhirnya naik menjadi pengendali kunci.
Dominasi Edwin Pranata atas struktur kepemilikan saham terlihat jelas bahkan sebelum IPO, di mana Realco Omega Investama menguasai 97% saham RLCO. Setelah IPO, dengan penambahan 625 juta saham baru yang dilepas ke publik, porsi kepemilikan publik melonjak menjadi 20%. Namun, perubahan struktur ini tidak mengubah arah kendali perseroan. Meskipun Budiono dan Edi Haryanto masing-masing tetap memegang 1,25 juta saham, porsi kepemilikan mereka secara persentase hanya sekitar 0,04% setelah IPO, semakin menegaskan bahwa kendali strategis perusahaan tetap terpusat pada Edwin Pranata.
Prospek Bisnis RLCO
Dari sisi bisnis, fokus strategis Edwin Pranata telah berhasil membawa RLCO bertransformasi signifikan. Dari sekadar eksportir sarang burung walet, perusahaan kini berkembang menjadi produsen produk kesehatan dan pangan premium yang secara spesifik menyasar segmen kelas menengah atas. Prospektus merinci bahwa portofolio perusahaan saat ini mencakup pembibitan dan budidaya walet, perdagangan daging ayam dan olahannya, budidaya ayam lokal, hingga distribusi makanan-minuman berbasis hasil peternakan.
Transformasi bisnis ini sangat selaras dengan tren kesehatan, wellness, dan permintaan suplemen yang menunjukkan pertumbuhan kuat di pasar domestik, dengan penjualan produk kesehatan domestik sepanjang 2024 mencapai Rp 10,7 triliun. Dengan harga IPO RLCO sebesar Rp168 per saham, perusahaan mendapatkan tambahan modal kerja yang signifikan. Sekitar 56,33% dari dana IPO dialokasikan khusus untuk pengadaan bahan baku, memastikan keberlanjutan operasional dan kapasitas produksi.
Sementara itu, sisa dana IPO sebesar 43,67% dialokasikan untuk PT Realfood Winta Asia, anak perusahaan yang vital dalam rantai pasok RLCO. Kinerja keuangan perusahaan hingga 31 Mei 2025 juga mencerminkan momentum pertumbuhan yang kuat dan menjanjikan. Pendapatan RLCO melonjak 47,55% menjadi Rp 231,31 miliar, sementara laba bersih perusahaan tercatat melesat 608% menjadi Rp 12,33 miliar, menunjukkan efisiensi dan profitabilitas yang meningkat pesat.
Dengan kendali yang terkonsolidasi kuat di tangan Edwin Pranata, strategi ekspansi bisnis yang fokus pada segmen produk kesehatan bernilai tambah, serta alokasi dana IPO yang terarah untuk memperkuat kapasitas produksi, RLCO diposisikan untuk memasuki fase pertumbuhan baru. Perusahaan siap mengukir jejaknya di pasar modal dengan figur pengendali yang visioner dan dinamis.