Krisis Ukraina-Rusia: Internet Mati, Bahan Pokok Langka

Konflik bersenjata antara Rusia dan Ukraina kembali memanas di Semenanjung Krimea, mengakibatkan warga mengalami kesulitan akses internet, layanan ATM, dan bahkan kebutuhan pokok. Jarak Krimea sekitar 900 kilometer dari Kyiv, Ibu Kota Ukraina, membuat situasi semakin mencekam.

Menurut Kantor Berita Nasional Ukraina, Ukrinform, pemutusan akses internet telah melumpuhkan aktivitas warga. Kesulitan ini diperparah dengan terhambatnya akses ke mesin ATM, sehingga penarikan uang tunai menjadi masalah besar. Lebih dari sepekan konflik berlangsung, warga kesulitan memenuhi kebutuhan finansial mereka.

Pusat Perlawanan Nasional (NRC) Ukraina melaporkan bahwa pemutusan internet turut mengganggu operasional ATM dan transaksi kartu debit/kredit di toko-toko. Laporan NRC yang dikutip Ukrinform pada Rabu (20/8) menyebutkan, “Orang-orang mengeluh kesulitan membayar dengan kartu di toko-toko karena mesin kasir tidak berfungsi. ATM mati dan penarikan uang tunai menjadi masalah.” Kelangkaan bahan pokok seperti roti, air, dan obat-obatan semakin menambah penderitaan warga.

Warga Krimea merasakan dampaknya secara langsung. Salah seorang warga menggambarkan situasi, “Beberapa toko menjual secara kredit, tetapi antreannya panjang dan rak-raknya kosong,” menggambarkan keputusasaan dan kesulitan yang dihadapi masyarakat.

Di sisi lain, militer Rusia mengklaim telah menggagalkan upaya Ukraina untuk menyusup ke Krimea. Gubernur Kherson, Vladimir Saldo, menyatakan pasukan pengintai Ukraina mencoba menyeberang menggunakan perahu motor. Kherson, yang sempat direbut Ukraina pada November 2022, masih sebagian berada di bawah kendali Rusia, terutama di sisi timur Sungai Dnipro.

Menurut Kantor Berita Pemerintahan Rusia, TASS, Vladimir Saldo menyatakan pada Rabu (20/8), “Tadi malam, kelompok subversif dan pengintai musuh terlihat di wilayah Laut Hitam yang berdekatan dengan Wilayah Kherson, yang sedang menuju Krimea dengan perahu motor.” Ia menambahkan bahwa militer Rusia berhasil menghancurkan satu perahu motor menggunakan drone militer ZALA Lancet, sehingga menggagalkan operasi militer Ukraina.

Sementara itu, Rusia melancarkan serangan udara besar-besaran ke Kremenchuk, Ukraina, pada Selasa (19/8) malam. Serangan ini, yang berjarak sekitar 258 kilometer dari Kyiv, disebut sebagai serangan terbesar di bulan Agustus. Kejadian ini terjadi beberapa jam setelah pertemuan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, dengan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, dan pemimpin Eropa lainnya di Gedung Putih pada Senin (18/8).

Ukrinform juga melaporkan bahwa Rusia melancarkan 583 serangan di 11 permukiman di wilayah Zaporizhzhia dalam 24 jam terakhir. Serangan udara menargetkan Prymorske, Huliaipole, Malynivka, dan Poltavka.

Ringkasan

Konflik di Semenanjung Krimea menyebabkan krisis kemanusiaan. Akses internet dan layanan ATM terputus, membuat warga kesulitan bertransaksi dan memenuhi kebutuhan finansial. Kelangkaan bahan pokok seperti roti, air, dan obat-obatan semakin memperparah penderitaan mereka.

Militer Rusia mengklaim telah menggagalkan upaya infiltrasi Ukraina ke Krimea. Sementara itu, Rusia juga melancarkan serangan udara besar-besaran di Kremenchuk dan Zaporizhzhia, menargetkan beberapa permukiman. Situasi ini menunjukkan eskalasi konflik dan dampaknya terhadap warga sipil.