Sponsored

MDKA Investasi Jumbo untuk Proyek Tambang Tujuh Bukit, Nilainya Capai Rp 25 T

Emiten grup Saratoga–Garibaldi Thohir (Boy Thohir), PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) memperkirakan akan menghabiskan investasi sekitar US$ 1,5 miliar atau Rp 25,02 triliun (kurs Rp 16.682 per dolar AS) untuk mengembangkan tambang bawah tanah Tembaga Tujuh Bukit di Banyuwangi, Jawa Timur.

Sponsored

General Manager Communications Merdeka Copper Gold, Tom Malik, mengatakan nilai investasi itu belum termasuk biaya pembangunan fasilitas smelter. Ia menjelaskan pengembangan tambang bawah tanah dimulai pada 2018 melalui kegiatan eksplorasi lanjutan. 

 “Tujuh Bukit Underground itu perkiraannya dengan pengembangan bawah tanah lalu proses implan dan lain-lain bisa menghabiskan investasi US$ 1 miliar sampai US$ 1,5 miliar,” kata Tom dalam pemaparan di Banyuwangi, Jawa Timur pada Jumat (7/11). 

Ia juga mengatakan cadangan tembaga raksasa di Proyek Tujuh Bukit berada lebih dari 100 meter di bawah permukaan laut yang dikerjakan oleh PT Bumi Suksesindo (BSI).

Baca juga:

  • Jejak 6 Bisnis Andalan Merdeka Copper Gold, Ada yang akan Segera IPO

Harta karun raksasa itu kini menjadi salah satu sumber tembaga terbesar yang tengah dikembangkan perusahaan. Selain itu proyek Tambang Tembaga Tujuh Bukit tengah menjalani proses studi kelayakan atau feasibility study (FS) yang ditargetkan rampung pada akhir 2025.

“Kami sedang mengembangkan ke bawah yaitu tembaga dan emas, sebuah proses yang masih berjalan dengan studi yang tidak simple, karena ini tambang bawah tanah berada di tepi laut,” kata Tom.

Proyek Tembaga Tujuh Bukit yang terletak di bawah permukaan Tambang Emas Tujuh Bukit di Banyuwangi, Jawa Timur, Sabtu (8/11). Foto: Nur Hana Nabila/Ka (Katadata) 

Dalam perjalanannya, tambang itu mengandung mineralisasi porfiri tembaga-emas yang telah menyerap investasi sekitar US$ 250 juta atau sekitar Rp 4,17 triliun sejak 2018. Adapun, desain tambang bawah tanah menggunakan metode Sub-Level Caving dan Block Caving. 

Lalu berdasarkan Mineral Resources Estimate (MRE) terbaru, total sumber daya mineral meningkat dari 1.706 juta ton menjadi 1.738 juta ton. Lalu sumber daya yang terindikasi melonjak dari 442 juta ton menjadi 755 juta ton.  Kenaikan kandungan tembaga naik dari 8,1 juta ton menjadi 8,2 juta ton serta emas dari 27,4 juta ounces menjadi 27,9 juta ons.

Jadi Tambang Tembaga Terbesar Ketiga di RI

Saat ini industri tembaga Tanah Air didominasi oleh tiga pemain utama. Tom Malik mengatakan PT Freeport Indonesia masih menjadi produsen terbesar dengan produksi sekitar 800 ribu ton per tahun dari tambang Grasberg di Papua. 

Posisi kedua ditempati PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMAN) yang mengelola tambang Batu Hijau di Nusa Tenggara Barat dengan output sekitar 300 ribu ton per tahun. 

Sementara itu, lanjut Tom, PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) tengah menyiapkan proyek Tujuh Bukit di Banyuwangi, yang ditargetkan mampu menghasilkan 115 ribu hingga 120 ribu ton per tahun saat mencapai fase produksi penuh.

Ia menyebut proyek ini bisa menambah produksi Indonesia 10-15% produksi tembaga di Indonesia. “Jadi kalau ini memang mulai beroperasi kami akan menjadi tambang tembaga ketiga terbesar di Indonesia setelah Freeport dan Amman Mineral Internasional,” kata Tom.

Sponsored