Pasar saham 2026 diyakini prospektif, intip racikan reksa dana Manulife Aset (MAMI)

Babaumma – , JAKARTA — Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) memprediksi kinerja pasar saham Tanah Air akan bertumbuh pada 2026. Sejumlah sektor pun telah dibidik MAMI untuk meracik reksa dana saham mereka pada tahun mendatang.

Advertisements

Head of Investment Specialist Manulife Aset Manajemen Indonesia Freddy Tedja menilai kinerja pasar saham dalam negeri akan lebih semarak pada 2026 ketimbang kinerjanya pada 2025. Salah satu hal yang mendorong daya tarik tersebut antara lain siklus pemulihan ekonomi yang bakal turut mendorong pertumbuhan laba emiten.

Selain itu, kondisi saham blue chip juga dinilai tengah dalam valuasi yang menarik, sehingga menawarkan daya tarik investasi terhadap saham berfundamental solid tersebut.

: Prospek Pasar Reksa Dana usai Dana Kelolaan (AUM) per November 2025 Tumbuh Tinggi

Advertisements

“Saham blue chip dengan fundamental yang baik, menawarkan valuasi menarik. Saat ini sudah setara dengan level yang terjadi di masa pandemi,” kata Freddy kepada Bisnis, dikutip Jumat (26/12/2025).

Adapun sepanjang 2025, sejumlah saham blue chip di sektor perbankan memang tampak terkoreksi. BBCA terkoreksi 17,05% sejak awal tahun (year-to-date/YtD), BBRI terkoreksi 7,60% YtD, BMRI terkoreksi 11,40% YtD, dan BBNI terkoreksi 1,84% YtD.

: : Ruang Pertumbuhan Reksa Dana pada 2026 Saat Era Suku Bunga Rendah

Belum lagi, katalis datang dari potensi diversifikasi global yang kian besar. Indonesia dinilai berpotensi kembali masuk dalam radar investor asing lantaran perekonomian yang berorientasi domestik.

Dengan begitu, sejumlah sektor dalam pasar saham menarik perhatian Manulife dalam meracik reksa dana saham. Sektor finansial, misalnya, dinilai bakal menguat lantaran ditopang oleh perbaikan pertumbuhan kredit dan turunnya cost of fund

: : IHSG Tembus Rekor ATH Baru, Kinerja Reksa Dana Saham Melonjak

“Lalu sektor consumer staples yang berpotensi diuntungkan pemulihan daya beli dan materials terkait maraknya permintaan critical minerals seperti nikel, tembaga, dan cobalt,” katanya.

Meskipun begitu, Freddy menegaskan bahwa alokasi aset dalam portofolio reksa dana saham MAMI akan mengikuti pedoman dalam prospektus reksa dana yang telah disampaikan MAMI kepada investor. 

Dengan kata lain, di tengah situasi pasar yang fluktuatif, porsi kas dalam portofolio reksa dana berpotensi dimaksimalkan guna menjaga likuiditas dan mengurangi risiko berlebih. Sebaliknya, saat kondisi pasar sedang bullish, persentase saham dan instrumen obligasi akan dimaksimalkan demi mengejar return yang besar.

Nantinya, strategi investasi dipastikan akan selalu disesuaikan dengan kondisi pasar, tetapi tetap mengacu pada aturan dalam prospektus produk reksa dana terkait.

“Namun yang perlu diingat, strategi alokasi aset dalam reksa dana dirancang tidak sekedar untuk menghadapi fluktuasi jangka pendek, melainkan menangkap potensi jangka panjang yang dihadirkan pasar selain diversifikasi untuk mengelola risiko,” katanya.

Adapun berdasarkan laporan Bareksa Mutual Fund Industry, Data Market–Monthly Report November 2025, Manulife Aset Manajemen Indonesia menempati urutan pertama dengan dana kelolaan reksa dana (AUM) terbesar di Tanah Air.

AUM MAMI per November 2025 mencapai Rp61,23 triliun atau mencerminkan 9,32% dari pangsa pasar industri reksa dana Indonesia. Posisi ini juga menggambarkan pertumbuhan AUM MAMI sebesar 39% YoY dan 41% YtD.

Tepat di belakang MAMI, terdapat Trimegah Asset Management dengan AUM mencapai Rp57,32 triliun dan Bahana TCW dengan AUM senilai Rp55,11 triliun. Data tersebut hanya mencakup reksa dana publik dan tidak memasukkan reksa dana penyertaan terbatas, private equity fund, maupun efek beragun aset.

——————————

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Advertisements