Sponsored

Prabowo di KTT APEC 2025: Kritik IMF & WTO, Apa Katanya?

Presiden Prabowo Subianto telah menyampaikan pidato penting dalam sesi pertama Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) Economic Leaders’ Meeting. Acara berprestise ini diselenggarakan di Hwabaek International Convention Centre, Gyeongju, Korea Selatan, pada Jumat (31/10).

Sponsored

Dalam pidato yang berlangsung sekitar tujuh menit tersebut, Prabowo menyoroti sejumlah gagasan fundamental yang krusial bagi kemajuan kawasan. Poin-poin utamanya meliputi urgensi pemberdayaan UMKM dan koperasi melalui akses digital dan keuangan, upaya gigih dalam memerangi korupsi, serta penegasan bahwa narkotika merupakan ancaman serius yang bersifat lintas negara dan memerlukan penanganan bersama.

Berikut isi pidato lengkap Prabowo saat berbicara di forum APEC Economic Leaders’ Meeting:

Yang Mulia Presiden Lee Jae-myung, Yang Mulia para pemimpin ekonomi anggota APEC.

Pertama-tama, izinkan saya menyampaikan rasa terima kasih yang tulus kepada Presiden Lee dan Pemerintah Republik Korea atas kepemimpinan yang luar biasa dalam menyelenggarakan Pertemuan Pemimpin Ekonomi APEC di Gyeongju ini, serta atas penyelenggaraan yang sangat baik. Kita berkumpul hari ini di tengah situasi dunia yang penuh dengan ketidakpastian.

Ketegangan yang terus meningkat dan merosotnya rasa saling percaya kini secara serius mengancam stabilitas ekonomi global, sekaligus memperdalam perpecahan di antara kita. Kami sangat menghargai paparan komprehensif yang disampaikan IMF mengenai kondisi ekonomi dunia. Paparan tersebut tidak hanya menunjukkan ketahanan dan keberhasilan yang telah kita capai, namun juga secara tegas menggarisbawahi tantangan dan risiko signifikan yang masih harus kita hadapi.

Ketidakpastian yang terjadi ini bisa jadi merupakan kondisi baru yang harus kita hadapi dan jalani. Namun, saya sungguh meyakini bahwa Asia Pasifik tidak boleh pasrah menerima perpecahan sebagai takdir. Kita harus berani bangkit melampaui segala kecurigaan dan ketakutan, serta membangun kembali fondasi kepercayaan di antara kita, dan di dalam tatanan perekonomian global.

APEC dibangun di atas keyakinan bersama akan pentingnya pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan semangat kerja sama. Peran dan misi inti APEC adalah untuk memfasilitasi perdagangan bebas, investasi, serta kerja sama multilateral yang dilandasi rasa kebersamaan yang kuat di kawasan kita. Keyakinan fundamental ini harus terus kita jaga dan perkuat.

Kita tidak boleh membiarkan fragmentasi melemahkan stabilitas yang selama ini menjadi penopang utama pertumbuhan ekonomi kita. Kini adalah saat yang tepat untuk memperbarui komitmen kita terhadap kerja sama ekonomi multilateral yang bersifat terbuka, adil, dan inklusif bagi semua pihak.

Indonesia memiliki komitmen kuat untuk menjaga sistem perdagangan multilateral yang terukur, yang menempatkan WTO sebagai rujukan utama. Hal ini sekaligus memastikan bahwa semua pihak dapat bersaing secara adil dan setara.

Yang Mulia, pertumbuhan yang tidak inklusif hanya akan menciptakan kesenjangan dan perpecahan di tengah masyarakat. Perpecahan pada gilirannya akan memicu instabilitas, dan instabilitas tidak akan pernah mendukung terciptanya perdamaian dan kesejahteraan yang hakiki. Oleh karena itu, inklusivitas harus menjadi pedoman utama dalam setiap kebijakan dan langkah kita.

Keberlanjutan juga harus selalu menjadi kompas yang memandu kita untuk menjamin masa depan dunia yang aman dan sejahtera. APEC harus memastikan bahwa manfaat dari perdagangan dan investasi dapat dirasakan oleh semua pihak, sehingga tidak ada satu pun ekonomi yang tertinggal atau terpinggirkan. Kolaborasi antara sektor publik dan swasta harus diarahkan pada kerja sama dan ekonomi yang benar-benar berorientasi pada masyarakat.

Pemberdayaan usaha kecil melalui akses digital dan keuangan menjadi sangat penting untuk mengintegrasikan mereka ke dalam rantai pasok global. Di Indonesia, kami menerjemahkan prinsip vital ini menjadi aksi nyata melalui program nasional yang secara aktif memberdayakan usaha kecil dan koperasi. Tujuannya adalah agar mereka dapat meraih potensi maksimalnya, meningkatkan kesejahteraan, dan memberikan kontribusi berarti bagi masa depan yang lebih berkelanjutan. Kita menghadapi tantangan besar — termasuk Indonesia.

Kita menghadapi tantangan serius seperti korupsi, penyelundupan, dan penipuan yang merugikan negara. Kita sangat membutuhkan kerja sama antarnegara APEC, karena praktik penyelundupan antarnegara tidak akan pernah menguntungkan perekonomian kita. Ancaman narkotika juga merupakan ancaman nyata bagi stabilitas dan masa depan kita. Ini sangat serius karena sifatnya yang lintas negara dan merusak generasi.

Kita harus bekerja sama secara multilateral untuk menghadapi ancaman-ancaman ini. Kita tidak akan mampu mengatasi ancaman ini sendirian. Penyelundupan, penipuan, pencucian uang, perdagangan manusia, dan narkotika merupakan ancaman nyata yang membahayakan masa depan perekonomian negara kita.

Indonesia secara proaktif memberdayakan UMKM, membangun ribuan koperasi, dan memberikan ruang yang lebih besar bagi masyarakat untuk memiliki porsi kepemilikan yang lebih signifikan dalam perekonomian. Kami secara tegas memerangi korupsi, memerangi penipuan, dan melawan ekonomi rakus yang menghambat pertumbuhan sesungguhnya.

Pengalaman yang kaya ini menempatkan Indonesia sebagai pihak yang siap menjadi jembatan yang menghubungkan ekonomi maju dan ekonomi berkembang dalam menghadapi berbagai tantangan ke depan.

Yang Mulia, mari kita bekerja bersama-sama untuk terus membangun APEC dan memperkuat kerja sama melalui multilateralisme agar APEC mampu memberikan manfaat yang nyata dan berkelanjutan bagi semua. Mari kita bekerja bersama untuk mencapai tujuan mulia ini.

Terima Kasih

Ringkasan

Presiden Prabowo Subianto menyampaikan pidato penting dalam KTT APEC di Gyeongju, Korea Selatan. Pidatonya menyoroti urgensi pemberdayaan UMKM dan koperasi melalui akses digital dan keuangan, serta pentingnya memerangi korupsi dan narkotika yang dianggap sebagai ancaman lintas negara. Prabowo menekankan pentingnya kerja sama multilateral yang terbuka, adil, dan inklusif, dengan WTO sebagai rujukan utama untuk sistem perdagangan.

Prabowo juga menekankan perlunya inklusivitas dalam pertumbuhan ekonomi untuk mencegah kesenjangan dan instabilitas. Indonesia memiliki komitmen kuat untuk menjaga sistem perdagangan multilateral. Selain itu, Prabowo menyampaikan komitmen Indonesia dalam memberdayakan UMKM dan koperasi, memerangi korupsi, serta melawan ekonomi rakus yang menghambat pertumbuhan.

Sponsored