Sponsored

Prabowo di PBB: Bahas Pengakuan Palestina di New York

Presiden Prabowo Subianto tiba di New York, Amerika Serikat, Sabtu (20/9) waktu setempat, untuk menghadiri Sidang ke-80 Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Kehadirannya menandai komitmen Indonesia dalam menjaga perdamaian dunia, memperkuat kerja sama global, dan memperjuangkan kepentingan nasional di kancah internasional. Salah satu agenda penting sidang ini adalah pengumuman beberapa negara terkait pengakuan negara Palestina, isu yang menjadi fokus perhatian dunia.

Sponsored

Prabowo tiba di Bandara Internasional John F. Kennedy pukul 16.50 waktu setempat, didampingi putra beliau, Didit Hediprasetyo, dan Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya. Sejumlah pejabat Indonesia telah lebih dulu berada di New York, antara lain Duta Besar RI untuk AS Dwisuryo Indroyono Soesilo, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Menteri Investasi dan Hilirisasi Rosan Perkasa Roeslani, Chief Investment Officer BPI Danantara Pandu Sjahrir, Utusan Khusus Presiden untuk Iklim dan Energi Hashim Djojohadikusumo, dan Ketua Umum Kadin Anindya Bakrie. Kehadiran rombongan besar ini menunjukkan pentingnya partisipasi Indonesia dalam sidang tersebut.

Sidang Majelis Umum PBB ke-80, yang berlangsung dari tanggal 20 hingga 26 September, mengangkat tema Better together: 80 years and more for peace, development and human rights. Tema ini menekankan pentingnya memperbaharui komitmen global terhadap multilateralisme, solidaritas, dan aksi bersama untuk kesejahteraan manusia dan planet. Per 11 September, Kementerian Luar Negeri mencatat 145 dari 193 negara anggota telah mengkonfirmasi kehadiran mereka.

Presiden Prabowo dijadwalkan menyampaikan pidato dalam sesi Debat Umum Tingkat Tinggi pada 23 September, menempati urutan ketiga setelah Presiden Amerika Serikat dan Presiden Brasil. Sidang Majelis Umum PBB biasanya menghasilkan resolusi yang, meskipun tidak mengikat secara hukum, memiliki pengaruh moral yang kuat. Resolusi bersifat mengikat secara hukum hanya pada hal-hal tertentu, seperti pengakuan negara.

Rangkaian pertemuan tingkat tinggi diawali pada 22 September dengan peringatan 80 tahun PBB, dilanjutkan dengan peringatan 30 tahun Konferensi Dunia Keempat tentang Perempuan. Sore harinya, para petinggi negara anggota akan membahas Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG) sesuai amanat KTT SDG 2019. Puncaknya, pukul 15.00, akan digelar Konferensi Internasional Tingkat Tinggi untuk Penyelesaian Damai atas Masalah Palestina dan Implementasi Solusi Dua Negara. Dipimpin bersama oleh Prancis dan Arab Saudi, konferensi ini bertujuan menggalang dukungan internasional untuk solusi dua negara.

Pengakuan negara Palestina menjadi isu sentral dalam sidang ini. Prancis, di bawah kepemimpinan Presiden Emmanuel Macron, menyatakan kesiapan untuk secara resmi mengakui kedaulatan Negara Palestina. Langkah ini, menurut Macron, merupakan bagian dari rencana perdamaian yang lebih luas untuk Timur Tengah. Menteri Luar Negeri Prancis, Jean-Noël Barrot, menambahkan bahwa Prancis dan 14 negara lain telah menyerukan pengakuan Negara Palestina, mengajak negara-negara lain untuk bergabung.

Selain Prancis dan Kanada, sejumlah negara lain juga mengumumkan niat mereka untuk pertama kalinya mengakui Palestina, termasuk Australia, Finlandia, Selandia Baru, Portugal, Andorra, Malta, San Marino, dan Luksemburg. Perdana Menteri Kanada, Mark Carney, mengumumkan pengakuan ini berdasarkan jaminan reformasi pemerintahan Palestina dari Presiden Mahmoud Abbas. Indonesia, sebagai pendukung kuat kemerdekaan Palestina, akan kembali menyuarakan dukungannya pada sidang ini, meskipun detailnya belum diungkapkan.

“Tidak akan ada perdamaian abadi tanpa solusi dua negara. Jalan menuju perdamaian tetap satu: terwujudnya Negara Palestina merdeka dan berdaulat dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya,” tegas Sugiono (nama lengkap dan jabatan perlu ditambahkan jika tersedia dalam artikel asli). Menimbang tekanan Israel terhadap Palestina dalam beberapa tahun terakhir, diharapkan pembahasan isu Palestina kali ini akan menghasilkan langkah yang lebih tegas menuju solusi dua negara.

Setelah pembahasan tentang Palestina, sidang dilanjutkan dengan sesi Debat Umum pada 23-27 September dan 29 September, di mana para pemimpin dunia akan menyampaikan pernyataan mereka. Selain debat umum, akan ada pertemuan tingkat tinggi lainnya yang membahas berbagai isu global, mulai dari iklim, ekonomi berkelanjutan, hingga pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular. Presiden Prabowo juga dijadwalkan melakukan pertemuan bilateral dengan sejumlah pemimpin dunia selama kunjungannya di New York.

Ringkasan

Presiden Prabowo Subianto menghadiri Sidang Majelis Umum PBB ke-80 di New York, Amerika Serikat. Kehadirannya menandai komitmen Indonesia dalam perdamaian dunia dan memperjuangkan kepentingan nasional. Salah satu fokus utama sidang adalah pengakuan negara Palestina, yang juga menjadi agenda penting bagi Indonesia.

Sidang PBB, berlangsung dari 20-26 September, membahas isu-isu global termasuk pengakuan Palestina. Prabowo akan berpidato pada 23 September. Beberapa negara, termasuk Prancis, Kanada, dan beberapa negara Eropa lainnya, telah menyatakan akan mengakui negara Palestina, sementara Indonesia akan kembali menegaskan dukungannya terhadap kemerdekaan Palestina.

Sponsored