Sponsored

Prabowo Utus Hashim Hingga Raja Juli jadi Delegasi COP30 di Brasil

Presiden Prabowo Subianto menegaskan dukungan penuh Indonesia terhadap kepemimpinan Brasil dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Perubahan Iklim COP30 mendatang. Meskipun mengakui adanya tantangan untuk hadir secara langsung, Prabowo berkomitmen untuk mengirimkan delegasi kuat yang akan merepresentasikan Indonesia secara optimal di forum global tersebut.

Sponsored

Pernyataan tersebut disampaikan Presiden Prabowo usai pertemuan bilateral antara Republik Indonesia dan Brasil di Istana Kepresidenan, Jakarta, pada Kamis (23/10). “Saya mohon maaf mungkin sulit untuk menghadiri COP30 di BelĂ©m, Brasil, secara pribadi. Namun, saya pastikan akan mengirim delegasi yang kuat untuk hadir dan secara aktif mendukung seluruh inisiatif Brasil,” tegasnya, menunjukkan keseriusan Indonesia dalam isu perubahan iklim.

Untuk mengemban misi penting ini, Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni akan turut serta dalam delegasi Indonesia, mendampingi Utusan Khusus Presiden untuk Perubahan Iklim dan Energi, Hashim Djojohadikusumo. Komposisi delegasi ini mencerminkan prioritas Indonesia terhadap isu lingkungan dan energi.

Raja Juli menjelaskan bahwa dalam forum COP30 nanti, Hashim Djojohadikusumo dijadwalkan untuk menyampaikan national statement. Pernyataan ini akan mengukuhkan komitmen Indonesia yang teguh terhadap aksi iklim global, percepatan transisi energi menuju sumber daya terbarukan, serta pencapaian target ambisius FOLU Net Sink 2030, sebuah visi penting untuk sektor kehutanan dan tata guna lahan.

Selain itu, Indonesia juga akan menyuarakan pesan krusial mengenai pengelolaan hutan tropis secara berkelanjutan. Pesan ini menekankan peran vital hutan tropis sebagai aset global yang tak ternilai, yang harus dijaga dan dilestarikan demi keseimbangan ekosistem dunia.

Tak hanya berpartisipasi dalam sesi utama COP30, Raja Juli Antoni juga diagendakan untuk menghadiri serangkaian pertemuan penting lainnya. Agenda tersebut meliputi diskusi mengenai kerja sama kehutanan dan perubahan iklim, termasuk dengan The Royal Foundation of The Prince and Princess of Wales yang fokus pada aksi global melawan kejahatan lingkungan serta pemberdayaan masyarakat lokal. Ia juga akan terlibat dalam Business Roundtable yang diselenggarakan oleh International Emissions Trading Association (IETA).

Pada forum IETA tersebut, Kementerian Kehutanan direncanakan akan menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan Integrity Council for the Voluntary Carbon Market. Langkah strategis ini bertujuan untuk memperkuat transparansi dan meningkatkan kredibilitas mekanisme pasar karbon, yang merupakan instrumen penting dalam mitigasi perubahan iklim.

Sponsored