Pada hari ini, nilai tukar rupiah diproyeksikan akan mengalami pelemahan terhadap dolar AS. Kondisi ini terutama dipicu oleh penantian hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) periode Oktober 2025 yang dijadwalkan akan diumumkan siang ini.
Analis Doo Financial Futures, Lukman Leong, menjelaskan bahwa pelemahan rupiah ini didorong oleh ekspektasi investor terhadap kemungkinan pemangkasan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia. Pernyataan ini disampaikannya kepada Katadata.co.id pada Rabu (22/10).
Selain faktor domestik tersebut, Lukman juga menyoroti penguatan indeks dolar AS yang terus berlanjut di pasar global. Dengan dinamika ini, ia memproyeksikan nilai tukar rupiah akan bergerak dalam rentang Rp 16.550 per dolar AS hingga Rp 16.650 per dolar AS.
Mengkonfirmasi proyeksi tersebut, data Bloomberg pagi ini menunjukkan bahwa rupiah telah dibuka melemah di pasar. Pada sesi pembukaan, nilai tukar rupiah tercatat berada pada level Rp 16.610 per dolar AS, menunjukkan penurunan 23 poin atau 0,14% dari posisi penutupan perdagangan sebelumnya.
Senada dengan pandangan tersebut, pengamat ekonomi, mata uang, dan komoditas, Ibrahim Assuaibi, juga menyampaikan proyeksi serupa. Menurutnya, meskipun mata uang rupiah akan menunjukkan fluktuasi sepanjang hari, namun diperkirakan akan ditutup melemah pada kisaran Rp 16.580 per dolar AS hingga Rp 16.610 per dolar AS.
Namun, Ibrahim turut menyoroti bahwa pergerakan rupiah juga sangat dipengaruhi oleh dinamika kondisi global yang sedang terjadi. Ia menekankan bahwa saat ini, pelaku pasar secara aktif terus mencermati perkembangan seputar isu penutupan pemerintah AS yang tengah berlangsung.
Kondisi penutupan pemerintah AS ini, kata Ibrahim, telah memasuki hari ke-21 tanpa adanya tanda-tanda penyelesaian. Situasi ini semakin rumit setelah para senator di AS gagal untuk kesebelas kalinya mencapai kesepakatan dalam pemungutan suara, yang memperpanjang kebuntuan politik.
Yang lebih mengkhawatirkan, penutupan pemerintah AS kali ini telah mencatat rekor sebagai jeda pendanaan terpanjang ketiga dalam sejarah modern negara tersebut, yang tentu menambah ketidakpastian di pasar keuangan global.
Ringkasan
Nilai tukar rupiah diproyeksikan melemah terhadap dolar AS seiring penantian hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI). Pelemahan ini didorong ekspektasi investor terhadap kemungkinan pemangkasan suku bunga acuan oleh BI serta penguatan indeks dolar AS di pasar global. Diprediksi rupiah akan bergerak dalam rentang Rp 16.550 – Rp 16.650 per dolar AS.
Selain faktor domestik, pergerakan rupiah juga dipengaruhi kondisi global, terutama isu penutupan pemerintah AS yang telah berlangsung lama dan mencatat rekor sebagai jeda pendanaan terpanjang ketiga dalam sejarah modern AS. Pelaku pasar terus mencermati perkembangan isu ini yang menambah ketidakpastian di pasar keuangan.