The Fed Pangkas Suku Bunga, Rupiah Terancam Melemah?

Keputusan Federal Reserve (The Fed) Amerika Serikat yang memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 4,5-4,75% pada Rabu (17/9) diprediksi akan menekan nilai tukar rupiah. Analis Doo Financial Futures, Lukman Leong, memproyeksikan pelemahan rupiah terhadap dolar AS pada Kamis (18/9).

Lukman menjelaskan, “Rupiah diperkirakan melemah akibat rebound dolar AS pasca pengumuman FOMC. Meskipun The Fed memangkas suku bunga sesuai ekspektasi, pernyataan Ketua The Fed, Jerome Powell, yang dinilai kurang dovish terkait pemangkasan suku bunga di masa depan, memicu pelemahan rupiah.” Ia menambahkan bahwa pemangkasan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) sebesar 25 bps menjadi 4,75% di bulan September juga turut membebani nilai tukar rupiah.

Berdasarkan prediksi Lukman, nilai tukar rupiah hari ini akan berada di kisaran Rp 16.400 hingga Rp 16.500 per dolar AS. Data Bloomberg pagi hari menunjukkan rupiah dibuka melemah di level Rp 16.478 per dolar AS, turun 41 poin atau 0,24% dari penutupan sebelumnya.

Pandangan berbeda disampaikan oleh pengamat mata uang dan komoditas, Ibrahim Assuaibi. Ia menilai rupiah masih akan fluktuatif, namun berpotensi ditutup menguat di kisaran Rp 16.390 hingga Rp 16.440 per dolar AS. Ketidakpastian pasar terhadap sinyal The Fed terkait pelonggaran moneter mendatang menjadi faktor kunci, terutama mengingat inflasi AS yang masih stagnan.

Kesimpulannya, pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS masih dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik internal maupun eksternal. Keputusan The Fed dan BI, serta kondisi inflasi AS, menjadi penentu utama fluktuasi rupiah dalam beberapa waktu ke depan.

Ringkasan

The Fed memangkas suku bunga acuan sebesar 25 bps menjadi 4,5-4,75%, yang diprediksi menyebabkan pelemahan rupiah terhadap dolar AS. Analis memperkirakan rupiah akan berada di kisaran Rp 16.400 hingga Rp 16.500 per dolar AS, terpengaruh oleh pernyataan Ketua The Fed yang dinilai kurang dovish dan pemangkasan suku bunga BI. Data Bloomberg menunjukkan rupiah dibuka melemah di Rp 16.478 per dolar AS.

Namun, ada juga analis yang memprediksi penguatan rupiah di kisaran Rp 16.390 hingga Rp 16.440 per dolar AS. Ketidakpastian pasar terhadap kebijakan moneter The Fed ke depan dan inflasi AS yang stagnan menjadi faktor kunci pergerakan nilai tukar rupiah. Secara keseluruhan, pergerakan rupiah dipengaruhi faktor internal dan eksternal, termasuk keputusan The Fed dan BI serta kondisi inflasi AS.

Tinggalkan komentar