Viralnya sebuah video Sekretaris Desa Atau Sekdes Banyuasin, Kecamatan Loano, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah yang diduga sedang menenggak miras di sebuah diskotik akhirnya berbuntuk panjang.
Mulai dari warga, tokoh masyarakat dan tokoh agama serentak meminta kepada pemerintah desa untuk memberhentikan Ibu Sekdes yang berinisial AS itu.
Hal itu tertuang di dalam 2 poin rakot untuk menindak lanjuti pembinaan kepada Sekdes Banyuasin Kembaran di Aula kecamatan Loano pada selasa 6 September 2022. Rakor turut dihadiri juga oleh Camat Loano Andang Nugrahantara, Kades Ahmad Abdul Azis, LPMD, Kepala BPD, tokoh agama, tokoh masyarakat, dan perwakilan warga.
Darinah yang merupakan seorang warga RT 2 RW 5 Desa Banyuasin Kembaran mengaku malu dengan oknum lerangkat desanya. Sembari memperlihatkan video yang berdurasi 20 detik yang berisi kelakukan Sekdes, ia mengatakan video itu didapatkan dari aplikasi pesan Whatsapp.
“Videonya beredar dari grup-grup WA, bahkan sampai ada teman yang bilang ke saya. Bu Haji itu bagaimana kok Sekdesnya seperti itu?. Saya benar-benar malu, makanya saya kemudian menemui kyai dan tokoh-tokoh masyarakat kami harus bagaimana (mengambil sikap),” ucap Ibu Darinah.
Walapun AS sudah membuat perjanjian dan meminta maaf, warga tetapi ingin supaya AS diberhentikan sebagai Sekdes. Hal itu juga sama seperti yang disampaikan warga, Tris Munandar juga mengaku kecewa dengan dengan kinerja AS yang terkenal jarang berada di kantor desa.
“Saya pernah mau mengurus surat harus datang ke rumahnya, jam 10. 00 WIB masih tidur, katanya meriang. Tapi karena urusan mendesak perbankan, pukul 12.00 WIB saya balik lagi, saya beranikan diri minta tolong ke keluarganya Bu Sekdes agar disampaikan. Mosok saya sampai warga ngemis-ngemis untuk minta penandatanganan. Waktu saya ketemu juga nggak kelihatan sakit, hanya kayak bangun tidur,” ucap Tris dengan kesal.
Sementara itu, Ahmad Abdul Azis selaku Kades juga mengatakan, perbuatan yang dilakukan Sekdesnya itu sangat membuat resah pihak pemerintah desa.
“Semua jalur sudah kami lakukan, mulai teguran lisan, tertulis hingga konfirmasi kepada yang bersangkutan Dia mengakui bahwa yang di video itu adalah dirinya dan minta maaf. Sebenarnya sudah kondusif, namun ada berita yang menyebut Pak Camat, warga jadi panas lagi,” ucap Abdul Azis sebagai Kades banyuasin.
Tetang AS yang sering tidak masuk kantor, Abdul Aziz juga sudah memberikan sangksi kepada AS dan sekarang perempuan yang juga mengaku sebagai dosen di salah satu STIE itu setiap hari sudah masuk kerja.
Sementara Camat Loano, Andang Nugrahantara yang namanya sempat disebut di dalam berita mengatakan, bahwa rakor ini sebagai media untuk mentransparansi dan juga komunikasi antara Pemdes dan Kecamatan.
“Tadi sudah disampaikan mengenai peraturan pembinaan perangkat desa, semua bisa memahami. Tapi warga ingin agar Sekdes diberhentikan. Dalam salah satu pasal pemberhentian perangkat desa adalah jika meresahkan masyarakat. Beredarnya video di diskotik itu dianggap meresahkan, tetapi tentunya proses harus dilaksanakan sesuai koridor peraturan yang berlaku,” ucap Andang.
Ditempat lain, Sekdes AS yang ditemui di kantor desa, tanpa merasa bersalah justru mempertanyakan tentang kesalahannya jika warga menginginkan memberhentikannya.
“Kalau diberhentikan, salah saya apa? Mabuk tidak, berbuat asusila tidak, melanggar hukum juga tidak,” ucapnya.
AS juga membantah yang diminumnya itu adalah miras.
“Itu air putih,” bantahnya.
Kasus ini berawal beredarnya 2 video lewat WA yang akhirnya viral. Dalam salah satu video yang berdurasi 20 detik, terlihat Sekdes AS yang sedang berjoget dengan diiringi musik dan kelap kelip cahaya lampu. Tidak lama terlihat seorang pria berkaos putis yang pasti bukan suaminya, membawa sebuah botol yang mirip dengan kemasan miras diminumkan secara langsung ke Sekdes AS.
AS mengaku video itu diunggahnya di stori Instagram miliknya.
“Saya langsung hapus video itu dari IG. Akun saya kan saya private jadi sebenarnya video itu untuk pribadi saja,” ucapnya.