Perusahaan cip kecerdasan buatan (AI) terkemuka asal Cina, Cambricon Technologies, kini menjadi sorotan tajam sebagai pesaing potensial raksasa teknologi global Nvidia. Lonjakan performa Cambricon dilaporkan meroket signifikan setelah Amerika Serikat memberlakukan sanksi yang membatasi ekspor semikonduktor canggih ke Cina. Kondisi ini secara tidak langsung memicu booming permintaan domestik terhadap solusi cip AI lokal.
Akibat pembatasan tersebut, sejumlah perusahaan teknologi Cina yang giat mengembangkan AI, seperti Alibaba, DeepSeek, dan Tencent, mulai mengalihkan pencarian pasokan cip mereka ke produsen lokal. Sebagai salah satu pemain utama di industri cip AI Cina, Cambricon secara alami menjadi penerima manfaat utama dari lonjakan permintaan yang masif ini, mengukuhkan posisinya di pasar domestik.
Laporan dari Tech Wire Asia mengungkapkan pencapaian finansial impresif Cambricon. Perusahaan ini membukukan laba sebesar 1,03 miliar yuan, atau setara dengan Rp2,4 triliun (dengan asumsi kurs Rp2.350), pada paruh pertama tahun 2025. Angka ini menunjukkan pembalikan kinerja yang drastis dibandingkan periode yang sama tahun lalu, di mana Cambricon justru mencatatkan kerugian mencapai 533 juta yuan. Selain itu, pada hari Jumat (21/11), harga saham Cambricon melonjak hingga 1.249 yuan, naik lebih dari 93% sejak awal tahun (year-to-date), menjadikannya salah satu perusahaan Cina dengan kinerja terbaik di Bursa Saham Shanghai. Lembaga keuangan global Goldman Sachs, seperti dikutip dari Caixin Global, bahkan memprediksi penjualan cip AI Cambricon bisa mencapai satu juta unit pada tahun 2028, mencakup 11% dari pangsa pasar Cina, dan diproyeksikan akan meningkat dua kali lipat pada tahun 2030. Saat ini, Cambricon tengah giat mengembangkan cip terbarunya, Siyuan 690, yang disebut-sebut siap menantang dominasi H100 milik Nvidia.
Profil Cambricon Calon Pesaing Nvidia
Perjalanan Cambricon Technologies dimulai pada tahun 2016, didirikan oleh dua bersaudara Chen, Yunji dan Tianshi, yang berasal dari Nanchang, Provinsi Jiangxi. Keduanya dikenal sebagai anak jenius yang tergabung dalam program ‘Special Class for the Gifted Young’ di University of Science and Technology of China sejak usia muda. Sebelum mendirikan Cambricon, mereka berkarya di Chinese Academy of Sciences (CAS), institusi riset sains dan teknologi paling bergengsi di Cina.
Awalnya, Chen Yunji dan Chen Tianshi membentuk tim kecil dengan visi ambisius: mengembangkan prototipe cip yang mampu melakukan pembelajaran mendalam (deep-learning). Upaya ini kemudian berkembang menjadi pembentukan resmi Cambricon Technologies pada tahun 2016, dengan Chen Tianshi menjabat sebagai CEO perusahaan.
Pada tahun 2017, Cambricon meraih pencapaian besar ketika cip mereka dipercaya untuk memasok perusahaan raksasa Huawei Technologies. Cip inovatif ini berhasil meningkatkan kemampuan fotografi dan kinerja gim pada ponsel pintar Huawei seri Mate 10, menjadikan permintaan dari Huawei sebagai sumber pendapatan utama dan pengukuh reputasi Cambricon di industri teknologi.
Namun, kerja sama yang menguntungkan antara Cambricon dan Huawei harus berakhir pada tahun 2019. Menurut The Business Times, Huawei saat itu memutuskan untuk beralih mengembangkan teknologi cip AI-nya sendiri melalui anak perusahaan mereka, HiSilicon. Sejak saat itu, Cambricon segera beradaptasi dan mengalihkan fokusnya untuk merancang serta menjual cip AI yang ditujukan untuk server cloud dan perangkat edge.
Pada tahun 2020, Cambricon mencatatkan sejarah dengan melantai di Bursa Saham Shanghai STAR Market. Meskipun demikian, perusahaan ini terus mencatatkan kerugian dalam beberapa periode berikutnya. South China Morning Post bahkan melaporkan bahwa pada tahun 2023, Cambricon terpaksa melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap hampir separuh karyawannya. Salah satu penyebab utama kondisi sulit ini adalah keputusan AS yang memasukkan Cambricon ke dalam daftar entitas yang dibatasi penjualan produknya ke pasar Amerika Serikat.
Titik balik signifikan terjadi pada kuartal terakhir 2024, ketika Cambricon akhirnya mencatatkan laba untuk pertama kalinya sejak penawaran umum perdana (IPO). Keberhasilan ini bertepatan dengan pengetatan ekspor cip AS ke Cina, yang secara efektif menghentikan pergerakan Nvidia di pasar Cina. Menurut Bloomberg, sejak momen tersebut, Cambricon terus menunjukkan profitabilitas yang stabil hingga kuartal III/2025. Perkembangan positif ini juga tercermin pada kekayaan Chen Tianshi, CEO Cambricon, yang dilaporkan Forbes mencapai US$21 miliar, meningkat tiga kali lipat dalam setahun terakhir. Berdasarkan daftar “China’s 100 Richest” tahun 2025 dari Forbes, Chen Tianshi menempati urutan ke-15, menjadikannya salah satu individu terkaya di Cina yang sukses di balik tantangan geopolitik.
Ringkasan
Cambricon Technologies, perusahaan cip AI asal Cina, muncul sebagai penantang Nvidia akibat sanksi AS yang membatasi ekspor semikonduktor ke Cina. Pembatasan ini memicu peningkatan permintaan domestik yang signifikan terhadap cip AI lokal, menguntungkan Cambricon karena perusahaan teknologi Cina seperti Alibaba dan Tencent beralih ke pemasok lokal.
Cambricon membukukan laba 1,03 miliar yuan pada paruh pertama tahun 2025, berbalik dari kerugian tahun sebelumnya. Goldman Sachs memprediksi penjualan cip AI Cambricon dapat mencapai satu juta unit pada tahun 2028. Perusahaan ini didirikan pada tahun 2016 oleh Chen Yunji dan Chen Tianshi dan kini tengah mengembangkan cip Siyuan 690 yang disebut-sebut sebagai penantang H100 milik Nvidia.