Sponsored

Freeport Lirik Konsentrat Tembaga Amman Mineral: Potensi Kesepakatan?

PT Freeport Indonesia (PTFI) tengah menjajaki kemungkinan pembelian konsentrat tembaga dari PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN). Namun, fokus utama perseroan saat ini adalah memulihkan penuh operasional Tambang Grasberg Block Cave (GBC), yang ditargetkan kembali berproduksi pada kuartal pertama tahun 2026.

Sponsored

Direktur Utama Freeport Indonesia, Tony Wenas, menjelaskan bahwa insiden longsor di Tambang GBC pada September 2025 secara signifikan mengganggu produksi. Akibatnya, smelter Manyar di Gresik, Jawa Timur, yang sebelumnya bertugas mengolah konsentrat menjadi logam mulia seperti emas dan perak, terpaksa menghentikan operasionalnya.

Sebagai solusi sementara, seluruh konsentrat hasil produksi Freeport Indonesia dialihkan untuk diolah melalui smelter operasional PT Smelting. Perusahaan ini menerima prioritas pasokan karena PTFI telah meningkatkan kepemilikan sahamnya menjadi 60% pada tahun 2023.

Dalam upaya memenuhi kebutuhan bahan baku yang berkurang akibat terhentinya operasi GBC, Freeport Indonesia mulai membuka peluang diskusi mengenai tambahan pasokan konsentrat. Tony Wenas mengungkapkan di Gedung DPR pada Senin (24/11) bahwa, “Kami sudah melakukan obrolan awal dengan Amman terkait pembelian konsentrat tembaga, namun belum ada tindak lanjut. Semuanya masih tahap pembahasan.”

Signifikansi Tambang GBC tidak dapat diabaikan, mengingat kontribusinya mencapai sekitar 70% dari total produksi pertambangan Freeport Indonesia. Oleh karena itu, penghentian operasional di tambang tersebut menyebabkan penurunan drastis utilisasi smelter perseroan, yakni hanya mencapai 30% hingga 35%.

Tony Wenas memperkirakan Tambang GBC akan kembali beroperasi secara parsial pada Maret 2026. Sejalan dengan pemulihan ini, smelter Manyar juga direncanakan untuk melanjutkan produksi pada kuartal kedua tahun yang sama.

Sebelum insiden di GBC terjadi, utilisasi smelter Manyar sempat mencapai 70% pada Agustus 2025. Bahkan, terdapat target ambisius untuk meningkatkan angka tersebut menjadi 80% hingga 100% pada periode April-Juni 2026.

Meskipun demikian, Tony Wenas menambahkan, “Utilisasi smelter Manyar belum akan mencapai 90% pada kuartal kedua [2026] karena baru diaktifkan kembali. Namun, kami targetkan bisa beroperasi penuh pada 2027.”

Dorongan untuk memperkuat kerja sama sebelumnya datang dari Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, yang mengimbau Freeport Indonesia dan Amman Mineral untuk bersinergi. Menanggapi hal ini, Amman Mineral Nusa Tenggara telah menyatakan keterbukaannya untuk menjual konsentrat tembaga kepada berbagai pihak, termasuk PTFI.

Presiden Direktur Amman Mineral Nusa Tenggara, Rachmat Makkasau, menegaskan dalam acara CEO Insight di Hutan Kota Plataran, Jakarta, dua pekan lalu (4/11), bahwa, “Kami terbuka menjual ke siapa saja selama memberikan keuntungan bagi kedua pihak.”

Ringkasan

PT Freeport Indonesia (PTFI) sedang mempertimbangkan pembelian konsentrat tembaga dari PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) untuk memenuhi kebutuhan bahan baku setelah insiden longsor di Tambang Grasberg Block Cave (GBC). Saat ini, fokus utama PTFI adalah memulihkan operasional Tambang GBC yang ditargetkan kembali berproduksi pada kuartal pertama tahun 2026. Akibat terhentinya operasi GBC, produksi konsentrat menurun, yang menyebabkan smelter Manyar menghentikan operasinya dan utilitas smelter perseroan merosot.

Sebagai solusi, Freeport Indonesia mengalihkan pasokan konsentrat ke PT Smelting dan menjajaki kemungkinan pembelian konsentrat dari Amman Mineral. Meskipun diskusi awal telah dilakukan, belum ada tindak lanjut konkret. Menteri ESDM sebelumnya mendorong sinergi antara Freeport dan Amman, dan Amman Mineral sendiri terbuka untuk menjual konsentrat kepada pihak mana pun yang memberikan keuntungan bersama.

Sponsored