Pertamina Bangun Pabrik Hijau Hidrogen di Ulubelu: Groundbreaking Dimulai

PT Pertamina (Persero), melalui anak perusahaannya PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE), menorehkan sejarah baru dalam pengembangan energi terbarukan. Pada Selasa (9/9), groundbreaking pembangunan pilot plant hidrogen hijau di Ulubelu, Lampung, secara resmi dilakukan. Fasilitas ini merupakan yang pertama di dunia yang menggabungkan teknologi Anion Exchange Membrane (AEM) electrolyzer dengan energi panas bumi sebagai sumber listrik bersih.

Keberadaan pilot plant ini menjadi terobosan signifikan Pertamina dalam mendukung transisi energi, mempercepat bauran energi bersih, dan mencapai target Net Zero Emission (NZE) 2060. Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Yuliot Tanjung, mengapresiasi langkah transformatif Pertamina dan PGE yang mengintegrasikan investasi Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) dengan industri hidrogen hijau. Beliau menekankan pentingnya hidrogen hijau sebagai energi ramah lingkungan yang rendah emisi, sekaligus sebagai alternatif energi terbarukan yang berpotensi menggantikan energi fosil di masa depan. Peningkatan variasi pilihan energi terbarukan ini, menurut Yuliot, akan memberikan keuntungan bagi konsumen dalam memilih sumber energi yang berkualitas dan ramah lingkungan.

Komisaris Utama Pertamina, Mochamad Iriawan, menambahkan bahwa proyek ini menandai babak baru bagi Indonesia, selaras dengan visi swasembada energi dan transisi energi. Ulubelu, yang selama ini dikenal sebagai kawasan penghasil energi panas bumi, kini menjadi pionir dalam pengembangan hidrogen hijau. Ia menekankan bahwa pilot plant ini bukan hanya soal teknologi atau investasi, tetapi juga warisan berharga bagi generasi mendatang.

Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Simon Aloysius Mantiri, menyatakan bahwa groundbreaking ini merupakan langkah nyata Pertamina Group untuk mewujudkan visi sebagai perusahaan energi bersih kelas dunia. Pengembangan hidrogen hijau ini sejalan dengan strategi dual growth Pertamina, yaitu pengembangan portofolio bisnis rendah karbon untuk masa depan berkelanjutan. Proyek ini, menurut Simon, akan menjadi fondasi bagi regulasi, standar, dan model bisnis hidrogen di Indonesia, serta dapat direplikasi di wilayah lain.

Dukungan juga datang dari Gubernur Lampung, Rahmat Mirzani Djausal, yang menyebut proyek ini sebagai bukti kontribusi nyata Indonesia bagi dunia. Beliau menegaskan bahwa transisi energi bukan sekadar wacana, melainkan realitas yang terus berkembang.

Green hydrogen pilot plant Ulubelu, yang ditargetkan beroperasi pada 2026 dengan investasi sekitar US$3 juta, akan berfungsi sebagai pusat pembelajaran teknologi dan uji kelayakan komersial, termasuk studi permintaan dan kualitas produk. Integrasi energi panas bumi dengan teknologi AEM electrolyzer menjadikan proyek ini sebagai yang pertama di dunia, memperkuat komitmen Pertamina dalam transformasi portofolio energi bersih. Hidrogen hijau yang dihasilkan akan diuji coba di sektor transportasi dan industri.

Hadir dalam peresmian Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi/BKPM, Todotua Pasaribu, jajaran Direksi PT Pertamina (Persero), Direksi dan Jajaran Manajemen Subholding Pertamina and New Renewable Energi (PT Pertamina Power Indonesia), serta Direksi dan Jajaran Manajemen PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. Pertamina, sebagai pemimpin dalam transisi energi, berkomitmen mendukung target Net Zero Emission 2060 dan Sustainable Development Goals (SDGs), serta menerapkan prinsip Environmental, Social & Governance (ESG) di seluruh lini bisnis dan operasinya.

Ringkasan

PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) memulai pembangunan pilot plant hidrogen hijau pertama di dunia yang menggunakan teknologi AEM electrolyzer dengan energi panas bumi di Ulubelu, Lampung. Proyek ini merupakan langkah signifikan Pertamina dalam mendukung transisi energi, mencapai target Net Zero Emission 2060, dan menyediakan alternatif energi ramah lingkungan.

Pilot plant yang ditargetkan beroperasi pada 2026 dengan investasi US$3 juta ini akan menjadi pusat pembelajaran teknologi dan uji kelayakan komersial hidrogen hijau. Hidrogen yang dihasilkan akan diuji coba di sektor transportasi dan industri, dan proyek ini diharapkan dapat direplikasi di wilayah lain di Indonesia, sekaligus menjadi contoh bagi pengembangan energi terbarukan global.

Tinggalkan komentar