Sponsored

Rupiah Menguat? Data Konsumen AS Jadi Penentu!

Nilai tukar rupiah diperkirakan menunjukkan potensi penguatan yang menjanjikan terhadap dolar Amerika Serikat pada perdagangan hari ini. Prospek positif ini sebagian besar dipicu oleh rilis data ekonomi terbaru, khususnya terkait dengan indeks konsumen di Amerika Serikat (AS).

Sponsored

Fikri C Permana, seorang Senior Economist di KB Valbury Sekuritas, menjelaskan bahwa penurunan indeks konsumen di AS saat ini diharapkan dapat membawa dampak positif. Kondisi ini berpotensi menumbuhkan ekspektasi di pasar mengenai kemungkinan penurunan suku bunga acuan Bank Sentral AS, atau yang kerap disebut The Fed. “Semoga hari ini (rupiah) terapresiasi ke level Rp 16.680 per dolar AS,” tutur Fikri kepada Katadata.co.id pada Senin (10/11), menunjukkan proyeksinya untuk kinerja rupiah.

Sentimen penguatan rupiah memang sudah terlihat sejak pagi hari. Berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah dibuka pada posisi Rp 16.674 per dolar AS. Angka ini menandakan apresiasi sebesar 16 poin atau 0,10% dari level penutupan hari sebelumnya, memberikan indikasi awal yang positif bagi pergerakan mata uang domestik.

Sejalan dengan pandangan tersebut, Analis Doo Financial Futures Lukman Leong juga memprediksi adanya penguatan rupiah. Lukman menyoroti bahwa data terbaru menunjukkan sentimen konsumen di AS mengalami penurunan yang lebih besar dari perkiraan, sebuah faktor yang mendukung momentum apresiasi rupiah. Kendati demikian, Lukman juga mencatat bahwa penguatan ini mungkin memiliki batasan.

Lukman memproyeksikan bahwa harapan akan berakhirnya shutdown pemerintah AS dapat menjadi faktor pembatas bagi penguatan rupiah lebih lanjut. Selain itu, investor juga cenderung bersikap wait and see, menantikan rilis data penjualan ritel Indonesia yang dijadwalkan pada siang ini. Dengan mempertimbangkan berbagai dinamika tersebut, Lukman memperkirakan rupiah akan bergerak dalam rentang Rp 16.650 per dolar AS hingga Rp 16.750 per dolar AS sepanjang perdagangan hari ini.

Ringkasan

Nilai tukar rupiah diperkirakan akan menguat terhadap dolar AS, didorong oleh penurunan indeks konsumen di AS yang memicu ekspektasi penurunan suku bunga The Fed. Senior Economist KB Valbury Sekuritas memproyeksikan rupiah bisa mencapai Rp 16.680 per dolar AS, sejalan dengan sentimen penguatan yang terlihat sejak pembukaan perdagangan.

Analis Doo Financial Futures juga memprediksi penguatan rupiah, namun dengan batasan tertentu. Harapan berakhirnya shutdown pemerintah AS dan penantian data penjualan ritel Indonesia diperkirakan akan membatasi penguatan lebih lanjut. Secara keseluruhan, rupiah diprediksi bergerak dalam rentang Rp 16.650 hingga Rp 16.750 per dolar AS.

Sponsored