
PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) atau PT SMI mempertegas komitmennya dalam mendukung transisi energi dan pembangunan berkelanjutan. Hingga September 2025, 20,9% dari total portofolio pembiayaan PT SMI telah dialokasikan untuk proyek-proyek terkait iklim (climate-related projects), termasuk energi terbarukan, air minum dan sanitasi, serta transportasi perkotaan.
Direktur PT SMI Aradita Priyanti menjelaskan, langkah ini merupakan bagian dari penerapan prinsip Environment, Social, and Governance (ESG) dalam setiap aktivitas bisnis perusahaan.
“PT SMI sebagai fiscal tools pemerintah juga merupakan perusahaan yang berkomitmen terhadap ESG. Per September 2025, portofolio pembiayaan terkait proyek hijau dan berkelanjutan mencapai 20,9%, sementara yang terkait dengan coal-fired hanya 9%,” ujar Aradita dalam paparannya dalam acara Media Gathering di Sumatra Utara, Senin (10/11).
Berdasarkan data internal PT SMI, porsi pembiayaan untuk sektor energi terbarukan mencapai 16%, diikuti air minum dan sanitasi sebesar 2%, serta energi baru 1,6%. Sementara itu, proyek berbasis batu bara terus mengalami penurunan, kini hanya 9% dari total portofolio.
Baca juga:
- Sarana Multi Infrastruktur akan Terbitkan Obligasi Rp 12 T, Tawarkan Kupon 6,8%
- Sarana Multi Infrastruktur Beri Pinjaman Rp 4,6 T kepada 24 Pemda
“Sejak tahun 2018, PT SMI telah melakukan moratorium untuk proyek-proyek yang terkait dengan batu bara dan portfolio yang ada sekarang adalah portfolio yang telah terbentuk sebelum moratorium dan saat ini menunggu untuk mature-nya,” ujar Aradita.
Pembiayaan Hijau Terus Meningkat
Tren data menunjukkan dalam lima tahun terakhir, pembiayaan proyek hijau PT SMI terus meningkat signifikan, dari Rp 7,8 triliun pada 2020 menjadi Rp 32,5 triliun pada 2025. Sebaliknya, portofolio batu bara menurun dari Rp 19,9 triliun pada 2020 menjadi Rp 14 triliun pada periode yang sama.
Komposisi pembiayaan energi terbarukan PT SMI paling banyak diserap oleh sektor biomassa (34,4%), minihidro (18,1%), serta surya (10,4%). Beberapa sektor lainnya mencakup panas bumi, hidro, hingga proyek-proyek green financing PLN.
Aradita menambahkan, perusahaan telah memiliki roadmap atau peta jalan peningkatan porsi pembiayaan energi terbarukan yang terus ditinjau secara berkala. “Tujuan roadmap ini adalah mendukung pemerintah untuk mencapai target Net Zero Emission pada tahun 2060,” katanya.