Nilai tukar rupiah diproyeksikan akan menunjukkan penguatan signifikan pada perdagangan hari ini. Para analis pasar mencermati potensi berakhirnya shutdown Pemerintah Amerika Serikat (AS) sebagai pemicu sentimen positif yang akan mendorong apresiasi mata uang domestik ini.
Hal ini senada dengan pandangan Analis Doo Financial Futures, Lukman Leong, yang mengungkapkan kepada Katadata.co.id pada Selasa (11/11) bahwa rupiah memang berpeluang besar untuk menguat terhadap dolar AS. Menurut Lukman, harapan akan segera berakhirnya kebuntuan anggaran pemerintah AS tersebut menjadi faktor pendukung utama.
Selain itu, para investor juga masih menanti rilis data penjualan ritel Indonesia, yang dapat memberikan gambaran lebih lanjut mengenai kesehatan ekonomi domestik dan arah pergerakan rupiah. Lukman secara spesifik memproyeksikan pergerakan rupiah akan berada dalam rentang level Rp 16.600 per dolar AS hingga Rp 16.700 per dolar AS sepanjang hari ini, mencerminkan optimisme terhadap kinerja mata uang Garuda.
Sebelumnya, rupiah juga tercatat berpotensi menguat seiring dengan penurunan indeks konsumen di Amerika Serikat, menunjukkan respons pasar terhadap berbagai indikator ekonomi global.
Namun, realitas di awal perdagangan menunjukkan sedikit perbedaan dari proyeksi. Berdasarkan data Bloomberg pagi ini, rupiah justru dibuka pada level Rp 16.702 per dolar AS, melemah sebanyak 48 poin atau setara 0,29% dibandingkan level penutupan hari sebelumnya. Ini menunjukkan dinamika awal pasar yang perlu diperhatikan.
Senada dengan pandangan tersebut, Senior Economist KB Valbury Sekuritas, Fikri C Permana, turut memproyeksikan penguatan rupiah. Fikri menyebut, ada kemungkinan rupiah akan melanjutkan apresiasinya hingga mencapai level Rp 16.640 per dolar AS.
Fikri juga menegaskan bahwa pergerakan rupiah secara signifikan dipengaruhi oleh potensi berakhirnya shutdown pemerintah AS, sebuah faktor yang terus menjadi perhatian utama di pasar keuangan global. Dari sisi domestik, Fikri mengidentifikasi adanya sentimen positif yang bersumber dari agenda lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) dan lelang Sekuritas Valuta Asing Bank Indonesia (SVBI) yang dijadwalkan hari ini. Kedua agenda ini diharapkan dapat memberikan dukungan bagi stabilitas dan penguatan rupiah.
Ringkasan
Nilai tukar Rupiah diproyeksikan menguat, didorong harapan berakhirnya shutdown Pemerintah AS. Analis pasar melihat sentimen positif ini sebagai pemicu apresiasi Rupiah, dengan perkiraan pergerakan di rentang Rp 16.600 hingga Rp 16.700 per dolar AS.
Selain sentimen global, agenda lelang SBSN dan SVBI dalam negeri juga diharapkan memberikan dukungan bagi Rupiah. Meski demikian, pembukaan perdagangan pagi ini menunjukkan Rupiah sedikit melemah, mengindikasikan dinamika pasar yang perlu diantisipasi.