Sponsored

IHSG Cetak Rekor! Target Market Cap Bursa 2029 Lewat?

Babaumma – , DENPASAR — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatatkan kinerja impresif sepanjang tahun 2025. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan bahwa indeks acuan tersebut telah menyentuh level tertinggi sepanjang masa (all time high/ATH) sebanyak 13 kali, sebuah indikator kuat akan vitalitas pasar modal nasional.

Sponsored

Kinerja positif IHSG ini, menurut Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi, secara signifikan turut mendongkrak kapitalisasi pasar modal Indonesia. Data statistik dari Bursa Efek Indonesia (BEI) per penutupan pasar Jumat (14/11/2025) menunjukkan bahwa kapitalisasi pasar modal Tanah Air telah mencapai angka fantastis Rp15.316 triliun.

Angka tersebut, tegas Inarno, merupakan pencapaian luar biasa karena telah melampaui target kontribusi pasar modal terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional yang sebelumnya dicanangkan pemerintah. “Pemerintah menargetkan dalam RPJMN 2025—2029 itu kapitalisasi pasar terhadap PDB ditargetkan sebesar 68%. Dan syukur Alhamdulillah kita tidak perlu tunggu 2029, saat ini sudah menyentuh 69,18%,” ungkap Inarno dalam sebuah lokakarya pasar modal BEI di Bali, Sabtu (15/11/2025).

Optimisme serupa juga terpancar dari roadmap pasar modal OJK 2022—2027, di mana otoritas menargetkan kapitalisasi pasar modal mampu mencapai 70% dari PDB nasional. Dengan laju IHSG yang begitu kencang, Inarno Djajadi berharap target ambisius ini dapat tercapai lebih cepat dari perkiraan. “Sekarang tinggal sedikit lagi. Mudah-mudahan sebelum akhir tahun sudah mencapai 70%,” imbuhnya penuh harap.

Di sisi lain, Deputi Komisioner Pengawas Pengelolaan Investasi Pasar Modal dan Lembaga Efek OJK, Eddy Manindo Harahap, turut menyoroti keunggulan pasar modal Indonesia. Ia menyatakan bahwa kapitalisasi pasar modal Indonesia saat ini merupakan yang terbesar dibandingkan negara-negara ASEAN lainnya, seperti Malaysia, Singapura, Thailand, hingga Vietnam.

Namun, Eddy Manindo juga memaparkan adanya perbedaan signifikan dalam hal kontribusi bursa saham terhadap PDB. Negara-negara tetangga seperti Malaysia telah mencapai 109,49%, Singapura 102,85%, Thailand 94,98%, dan Vietnam 72%. Angka-angka ini menunjukkan bahwa meskipun kapitalisasi pasar Indonesia terbesar, potensi pertumbuhannya masih sangat luas.

Data tersebut, menurut Eddy, memperlihatkan bahwa pasar modal Indonesia telah meraih pencapaian yang membanggakan, namun sekaligus mengindikasikan bahwa masih banyak ruang untuk pengembangan lebih lanjut. Ia juga mengakui bahwa dari segi rasio P/E (price to earnings ratio), Indonesia belum cukup optimal. “Kalau dari segi PE ratio kita memang belum cukup bagus, tapi mudah-mudahan ke depan ada peningkatan terus. Kita masih punya potensi untuk dikembangkan dan kita harus memanfaatkan potensi itu,” pungkasnya, menekankan pentingnya memaksimalkan peluang pertumbuhan yang ada.

Ringkasan

IHSG mencatatkan kinerja impresif di tahun 2025 dengan menyentuh rekor tertinggi sebanyak 13 kali. Hal ini mendorong kapitalisasi pasar modal Indonesia mencapai Rp15.316 triliun, melampaui target kontribusi pasar modal terhadap PDB yang dicanangkan pemerintah dalam RPJMN 2025-2029.

Meskipun kapitalisasi pasar modal Indonesia terbesar di ASEAN, kontribusinya terhadap PDB masih di bawah negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura. OJK melihat potensi pertumbuhan pasar modal Indonesia yang masih sangat besar dan menekankan pentingnya memaksimalkan peluang tersebut, termasuk peningkatan rasio P/E.

Sponsored