Sponsored

AI: Revolusi Pertambangan! Transformasi Industri di Era Kecerdasan Buatan

Sektor pertambangan Indonesia kini menghadapi momentum krusial untuk melakukan transformasi fundamental. Dorongan ini seiring dengan kemajuan pesat teknologi kecerdasan buatan (AI) yang menawarkan potensi tak terbatas untuk mengoptimalkan setiap aspek operasional dan strategis industri. Pemanfaatan AI bukan lagi pilihan, melainkan keniscayaan untuk menghadapi tantangan global dan menjaga daya saing.

Sponsored

“Industri pertambangan Indonesia sedang melangkah ke era baru, era yang diwarnai oleh kecerdasan buatan. AI bukan sekadar alat untuk efisiensi, tetapi sebuah kekuatan transformatif yang akan menjadi penentu arah masa depan industri nasional,” demikian disampaikan Wakil Ketua Umum KADIN Indonesia Bidang ESDM, Aryo Djojohadikusumo. Ia menekankan bahwa untuk mewujudkan potensi ini, sinergi yang kuat antara pemerintah, pelaku usaha, dan lembaga riset menjadi sangat esensial.

Pernyataan strategis Aryo Djojohadikusumo ini disampaikan dalam sambutannya di acara Energy Insights Forum, sebuah diskusi bertajuk “Harnessing Artificial Intelligence to Unlock Mining’s Next Frontier”. Acara penting ini merupakan kolaborasi antara Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bersama Katadata Insight Center (KIC), yang diselenggarakan di Hotel Fairmont, Jakarta, pada Selasa, 14 Oktober 2025.

Lebih lanjut, Aryo menuturkan bahwa AI memiliki peran sebagai teknologi strategis yang mampu secara signifikan membantu perusahaan menjawab tantangan klasik di sektor pertambangan, yaitu peningkatan efisiensi, peningkatan produktivitas, dan penjaminan keselamatan kerja. Menurutnya, di tengah kompleksitas industri yang terus berkembang, AI hadir sebagai solusi konkret di abad ke-21.

“Dengan AI, pelaku usaha dapat memanfaatkan teknologi mutakhir untuk mendorong peningkatan kinerja sekaligus mempertahankan posisi Indonesia sebagai salah satu produsen mineral terbesar di dunia,” tambah Aryo, menegaskan pentingnya adopsi teknologi ini untuk daya saing global.

Selain memberikan dampak positif pada efisiensi operasional, implementasi AI di sektor pertambangan juga memiliki potensi besar untuk memperkuat keamanan dan tata kelola industri. Hal ini termasuk pencegahan praktik pertambangan ilegal yang kerap menjadi momok. Aryo menilai langkah ini sangat vital agar dunia pertambangan Indonesia tidak hanya menjadi produsen, tetapi juga pelopor dalam penerapan teknologi canggih di kancah global.

Pada kesempatan yang sama, Sergey Alyabyev dan Hidayat Liu, Partner dan Co-Leader of McKinsey and Company’s Metals and Mining Practice in Asia, turut memaparkan secara rinci bagaimana AI telah memberikan dampak nyata dalam menggenjot efisiensi operasional tambang di berbagai belahan dunia.

Data dari McKinsey menunjukkan bahwa optimalisasi pabrik pengolahan yang berbasis AI mampu menghasilkan peningkatan throughput sebesar 5-15 persen dan laju recovery rate sebesar 1-2 poin persentase. Tidak hanya itu, teknologi AI-enabled drill and blast terbukti dapat menurunkan biaya operasional hingga 10 persen, seraya meningkatkan produktivitas shovel sebesar 10-20 persen.

Sementara itu, inovasi seperti GenAI copilots mampu meningkatkan produktivitas tenaga kerja hingga 5-10 persen dan pada saat bersamaan mengurangi biaya operasional dalam kisaran yang serupa. McKinsey juga mempresentasikan bagaimana sistem agentic AI dapat secara cerdas mengoptimalkan proses pemrosesan logam melalui analisis jutaan data operasional secara real time, menghadirkan presisi dan kecepatan yang sebelumnya sulit dicapai.

McKinsey juga memiliki pandangan bahwa penerapan AI di sektor pertambangan merupakan langkah strategis yang akan mendorong Indonesia “naik kelas” sebagai pusat produksi dan inovasi mineral dunia. “Kami melihat Indonesia berada pada posisi yang sangat strategis untuk mengintegrasikan AI dalam seluruh ekosistem pertambangan, mulai dari eksplorasi, produksi, hingga pengolahan,” ujar Hidayat. Ia menambahkan, “AI tidak hanya meningkatkan efisiensi, tetapi juga berperan penting dalam membantu industri mencapai target dekarbonisasi dan keberlanjutan.”

Menutup sesi diskusi yang mencerahkan, Luke Mahony, Senior Director Business III Danantara, menyoroti urgensi untuk memahami bahwa AI bukan lagi konsep masa depan, melainkan sebuah realitas yang secara fundamental tengah membentuk arah baru industri global. AI adalah kekuatan pendorong yang perlu diakomodasi saat ini.

Luke mengingatkan akan pentingnya membangun kolaborasi nasional yang kokoh untuk mewujudkan ekosistem pertambangan cerdas. “Teknologi tidak akan menggantikan peran manusia. Justru, ia akan memperluas dan memperkuat kemampuan manusia,” pungkas Luke. Ia melanjutkan, “Dengan mengombinasikan kecepatan komputasi AI dan empati yang dimiliki manusia, kita dapat menciptakan industri yang tidak hanya lebih produktif, tetapi juga lebih bermakna. Dengan demikian, Indonesia tidak hanya akan kaya akan sumber daya alam, tetapi juga kaya akan kecerdasan dan inovasi.”

Energy Insights Forum sendiri adalah platform diskusi bulanan yang merupakan hasil kolaborasi antara KADIN Bidang ESDM dan Katadata Insight Center. Forum ini bertujuan untuk mendorong terciptanya ekosistem investasi energi Indonesia yang inklusif, transparan, dan berorientasi ke depan. Edisi kali ini, forum juga mendapat dukungan penuh dari McKinsey & Company sebagai knowledge partner, memperkaya diskusi dengan wawasan global.

Selain forum diskusi, KADIN Bidang ESDM secara rutin menerbitkan Buletin Energi setiap bulan. Buletin ini menyajikan pembahasan mendalam mengenai perkembangan regulasi terkini, peluang investasi yang menjanjikan, serta isu-isu paling hangat di sektor energi dan mineral. Publik dapat dengan mudah mengakses buletin informatif ini melalui tautan berikut: https://kadinesdm-bulletin.katadata.co.id

Ringkasan

Industri pertambangan Indonesia berada di era baru dengan implementasi kecerdasan buatan (AI) sebagai kekuatan transformatif. Wakil Ketua Umum KADIN Indonesia Bidang ESDM, Aryo Djojohadikusumo, menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah, pelaku usaha, dan lembaga riset untuk mewujudkan potensi AI dalam meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan keselamatan kerja di sektor pertambangan.

Implementasi AI juga berpotensi memperkuat keamanan dan tata kelola industri, termasuk pencegahan praktik pertambangan ilegal. Data dari McKinsey menunjukkan AI dapat meningkatkan throughput, recovery rate, dan produktivitas tenaga kerja, serta menurunkan biaya operasional. AI diharapkan mendorong Indonesia menjadi pusat produksi dan inovasi mineral dunia, mencapai target dekarbonisasi, dan keberlanjutan.

Sponsored