Bank Indonesia (BI) mengumumkan bahwa transaksi QRIS tanpa pindai, atau yang dikenal sebagai QRIS Tap, telah mencatat pertumbuhan yang sangat ekspansif, mencapai 1.200 persen secara bulanan (month-to-month/mtm). Setelah fitur tap in dan tap out dirilis pada Oktober lalu, jumlah transaksi QRIS Tap melonjak menjadi 508 ribu. Data menggembirakan ini disampaikan oleh Deputi Gubernur BI, Filianingsih Hendarta, dalam konferensi pers Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI yang berlangsung di Jakarta, pada Rabu, 17 Desember 2025.
Implementasi QRIS Tap telah menjangkau sektor transportasi di 14 provinsi di seluruh Indonesia, termasuk Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Riau, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, DI Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, dan Bali. Meskipun saat ini fitur inovatif ini hanya dapat diakses melalui perangkat berbasis Android, BI memiliki visi untuk memperluas jangkauannya. Ke depan, BI berencana untuk mengupayakan pemanfaatan QRIS Tap pada perangkat iOS, dengan mendorong Apple untuk membuka akses NFC-nya agar pengguna smartphone iOS juga dapat menikmati kemudahan fitur ini.
Tidak hanya QRIS Tap, kinerja QRIS secara keseluruhan juga menunjukkan tren positif yang kuat. Volume transaksi QRIS secara umum tercatat tumbuh 143,64 persen secara tahunan (year-on-year/yoy). Pertumbuhan impresif ini didukung oleh peningkatan signifikan pada jumlah pengguna dan merchant. Filianingsih Hendarta menambahkan bahwa jumlah merchant yang telah mengadopsi QRIS kini mencapai 42 juta, melampaui target awal 40 juta. Dari angka tersebut, sekitar 90 persen di antaranya merupakan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), menandakan peran krusial QRIS dalam mendukung digitalisasi ekonomi kerakyatan.
Menatap tahun 2026, Bank Indonesia bertekad untuk semakin mendorong adopsi QRIS dengan mengusung konsep “Kemerdekaan”. Konsep ini memiliki target ambisius, antara lain mencapai 17 miliar transaksi QRIS, memperluas cakupan QRIS antarnegara ke 8 negara, serta menargetkan peningkatan jumlah merchant menjadi 45 juta dan pengguna hingga 60 juta. Inisiatif ini menegaskan komitmen BI dalam memperluas ekosistem pembayaran digital di Indonesia.
Secara lebih luas, proyeksi transaksi pembayaran digital di Indonesia pada tahun 2026 juga diproyeksikan tumbuh positif, mencapai 29,7 persen secara tahunan (yoy). Optimisme ini didukung oleh berbagai faktor kunci, termasuk perluasan penggunaan QRIS, inovasi teknologi yang berkelanjutan, penguatan aspek keamanan, serta peningkatan kepercayaan publik terhadap sistem pembayaran digital.