Sponsored

Garuda Indonesia Mau Terbitkan 315,61 Miliar Saham Senilai Rp 23,67 Triliun

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) mengambil langkah strategis yang signifikan untuk memperkuat posisi keuangannya. Maskapai penerbangan nasional ini berencana menerbitkan sebanyak 315,61 miliar saham seri D dengan nilai nominal Rp 75 per lembar. Aksi korporasi ini akan dilaksanakan melalui mekanisme Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMTHMETD), sebuah strategi penting dalam upaya restrukturisasi perusahaan.

Sponsored

Dalam informasi keterbukaan yang disampaikan kepada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Sabtu (8/11), manajemen Garuda Indonesia mengumumkan bahwa penerbitan saham baru ini akan melibatkan PT Danantara Asset Management (DAM) sebagai investor sekaligus kreditur. Keterlibatan DAM diharapkan dapat memberikan suntikan modal yang krusial bagi keberlangsungan bisnis maskapai.

Dari PMTHMETD ini, Garuda Indonesia menargetkan perolehan dana sebesar Rp 23,67 triliun. Angka tersebut terbagi menjadi dua komponen utama: setoran modal tunai senilai Rp 17,02 triliun dan konversi pinjaman pemegang saham yang mencapai Rp 6,65 triliun. Kombinasi ini menunjukkan pendekatan komprehensif untuk memperbaiki struktur permodalan perusahaan.

Perseroan menjelaskan bahwa seluruh dana yang diperoleh dari aksi PMTHMETD ini akan dialokasikan secara cermat untuk mendukung operasional dan memperbaiki posisi keuangan Garuda Indonesia secara menyeluruh. Hal ini menjadi kunci untuk memastikan keberlanjutan dan pertumbuhan maskapai ke depan.

Secara lebih rinci, sekitar 37 persen dari total dana tersebut akan dimanfaatkan oleh perseroan sebagai modal kerja dan operasional langsung. Penggunaan dana ini mencakup pembiayaan biaya perawatan dan perbaikan pesawat, elemen vital untuk menjaga kualitas layanan dan keamanan penerbangan. Sementara itu, 63 persen sisanya akan dialokasikan untuk peningkatan modal kepada Citilink, anak usaha Garuda Indonesia, melalui konversi pinjaman pemegang saham menjadi modal serta setoran modal tunai.

Peningkatan modal untuk Citilink ini memiliki tujuan ganda. Dana tersebut akan membantu Citilink melunasi utang bahan bakar kepada Pertamina senilai USD 225 juta, sebuah langkah penting untuk meringankan beban keuangan anak perusahaan. Selain itu, dana ini juga akan mendukung biaya perawatan pesawat Citilink agar operasional maskapai berbiaya rendah tersebut dapat berjalan optimal dan efisien.

Manajemen Garuda Indonesia menegaskan bahwa PMTHMETD ini merupakan bagian integral dari upaya restrukturisasi keuangan lanjutan yang telah dilakukan perusahaan pascarestrukturisasi besar pada tahun 2022. Kala itu, maskapai plat merah ini berhasil menekan total utang secara signifikan, dari USD 13,3 miliar menjadi USD 7,7 miliar, sekaligus memperbaiki posisi ekuitas dari negatif USD 6,1 miliar menjadi negatif USD 1,5 miliar, menandai progres yang substansial.

Meskipun demikian, data per 30 Juni 2025 menunjukkan bahwa Garuda Indonesia masih mencatatkan ekuitas negatif sebesar USD 1,49 miliar, dengan rasio utang terhadap aset mencapai 123 persen. Angka-angka ini menggarisbawahi urgensi dan pentingnya aksi korporasi yang sedang dijalankan untuk mencapai kesehatan finansial yang lebih baik.

Aksi penerbitan saham baru ini rencananya akan dibahas dan dimintakan persetujuan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang dijadwalkan pada 12 November 2025. Perseroan memastikan bahwa langkah krusial ini telah mendapatkan restu dari BP BUMN dan bahkan Presiden Republik Indonesia melalui surat persetujuan restrukturisasi, menunjukkan dukungan penuh dari pemerintah.

Manajemen Garuda Indonesia juga meyakinkan bahwa transaksi ini tidak akan mengubah pengendali perusahaan. Hal ini karena PT Danantara Asset Management (DAM) merupakan entitas afiliasi dan bagian dari upaya restrukturisasi internal BUMN, menjaga stabilitas kepemilikan dan arah strategis perusahaan.

Dengan pelaksanaan PMTHMETD ini, Garuda Indonesia memproyeksikan kondisi keuangan perusahaan akan berbalik positif secara signifikan. Ekuitas perusahaan diperkirakan akan mencapai USD 183 juta pada akhir tahun 2025, sebuah loncatan besar dari posisi negatif. Selain itu, rasio lancar juga diproyeksikan meningkat tajam, dari 0,44 kali menjadi 1,22 kali, menunjukkan perbaikan likuiditas yang substansial.

Secara keseluruhan, “Pelaksanaan PMTHMETD oleh DAM diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap perbaikan struktur permodalan, peningkatan likuiditas, serta mendukung keberlangsungan usaha Perseroan di masa yang akan datang,” demikian bunyi keterangan resmi dari Garuda Indonesia, menegaskan optimisme perusahaan terhadap masa depannya.

Ringkasan

Garuda Indonesia berencana menerbitkan 315,61 miliar saham seri D melalui PMTHMETD untuk memperkuat posisi keuangan perusahaan. Aksi korporasi ini melibatkan PT Danantara Asset Management (DAM) sebagai investor dan kreditur, dengan target perolehan dana sebesar Rp 23,67 triliun, yang akan digunakan untuk modal kerja, operasional, dan peningkatan modal Citilink.

Dana yang diperoleh akan digunakan untuk melunasi utang bahan bakar Citilink kepada Pertamina dan membiayai perawatan pesawat. PMTHMETD ini merupakan bagian dari restrukturisasi keuangan lanjutan setelah berhasil menekan utang perusahaan di tahun 2022. Setelah PMTHMETD selesai, Garuda Indonesia memproyeksikan ekuitas perusahaan akan positif dan rasio lancar meningkat, menandakan perbaikan signifikan pada kondisi keuangan perusahaan.

Sponsored