Sponsored

HSBC Indonesia Tawarkan Pinjaman Berkelanjutan: Solusi Pembiayaan Hijau

PT Bank HSBC Indonesia menegaskan komitmennya dalam mendukung keberlanjutan bisnis di tanah air melalui peluncuran HSBC Sustainability Improvement Loan (SIL). Inisiatif pembiayaan inovatif ini dirancang khusus untuk mendorong adopsi prinsip environment, social, and governance (ESG) di sektor perusahaan skala menengah. Sebagai langkah awal yang signifikan, HSBC Indonesia telah menyalurkan pembiayaan perdana SIL kepada dua entitas terkemuka, yaitu PT Bambang Djaja dan PT Bahtera Adi Jaya.

Sponsored

PT Bambang Djaja, yang dikenal sebagai produsen terkemuka trafo daya, distribusi, dan instrumen trafo, serta PT Bahtera Adi Jaya, distributor bahan kimia khusus, akan memanfaatkan pendanaan dari HSBC SIL ini. Dana tersebut akan dialokasikan sebagai modal kerja strategis, memperkuat kapabilitas mereka dalam mendukung pertumbuhan bisnis sekaligus melayani kebutuhan klien multinasional yang kian beragam.

Keunggulan utama solusi pembiayaan inovatif ini terletak pada mekanisme yang secara langsung mengaitkan biaya kredit dengan kinerja keberlanjutan perusahaan. Desain unik ini bertujuan untuk memperluas akses pembiayaan berkelanjutan yang ditawarkan HSBC Indonesia, sekaligus secara konkret membantu perusahaan-perusahaan di Indonesia dalam perjalanan mereka menuju transisi ekonomi rendah karbon yang lebih berkelanjutan.

Menurut Steve Andoko, Banking Director, Corporate and Institutional Banking, HSBC Indonesia, skema kredit HSBC SIL dirancang agar margin bunga pinjaman terkoneksi langsung dengan performa keberlanjutan debitur. Penilaian ini didasarkan pada peringkat dan evaluasi ketat dari EcoVadis, sebuah standar global terkemuka dalam keberlanjutan.

EcoVadis sendiri merupakan standar global yang diakui luas untuk membangun rantai pasok yang tangguh dan berkelanjutan, dengan rekam jejak lebih dari 150.000 pemeringkatan ESG di seluruh dunia. Struktur pembiayaan SIL yang unik ini berfungsi sebagai insentif kuat, memberikan dukungan nyata bagi berbagai ukuran bisnis untuk mengimplementasikan praktik yang lebih berkelanjutan. Debitur yang berhasil meningkatkan skor ESG mereka dari EcoVadis akan mendapatkan keuntungan berupa penurunan suku bunga, sedangkan penurunan skor akan berdampak pada peningkatan suku bunga, menciptakan dorongan yang jelas untuk perbaikan.

Dukung Bisnis Mencapai Ambisi Keberlanjutan

“Peluncuran HSBC Sustainability Improvement Loan ini kami tujukan sebagai solusi pembiayaan yang benar-benar inovatif, dirancang untuk menjembatani kesenjangan akses serta memperluas ketersediaan pembiayaan berkelanjutan bagi segmen usaha menengah,” terang Steve dalam keterangan resminya, Selasa (11/11).

Andoko menambahkan, HSBC sepenuhnya memahami bahwa setiap bisnis memiliki tantangan unik dalam perjalanan menuju keberlanjutan. “Oleh karena itu, tujuan utama HSBC adalah untuk mendukung bisnis agar mampu berkembang secara bertanggung jawab, menavigasi kompleksitas transisi menuju ekonomi rendah karbon, dan secara simultan mengambil langkah-langkah awal yang signifikan dalam merealisasikan ambisi keberlanjutan mereka,” jelasnya.

Dalam lanskap bisnis global saat ini, tren perusahaan multinasional yang mewajibkan mitra rantai pasoknya untuk mematuhi standar ESG internasional semakin menguat, berdampak signifikan pada sektor-sektor kunci seperti manufaktur, agribisnis, dan energi. Namun, mayoritas perusahaan menengah yang baru merintis inisiatif keberlanjutan seringkali menghadapi kendala dalam mengakses Sustainability-Linked Loans (SLL) karena keterbatasan sumber daya untuk mengukur dan melaporkan kinerja ESG mereka. Di sinilah penilaian skor ESG dari EcoVadis hadir sebagai solusi, memungkinkan perusahaan menengah untuk secara jelas mengidentifikasi area kekuatan dan potensi perbaikan mereka.

Richard Bourne, Senior Vice President, Asia Pacific Japan, EcoVadis, turut mengapresiasi inovasi ini. Ia menyatakan bahwa Sustainability Improvement Loan (SIL) adalah contoh konkret yang sangat baik dalam menghubungkan secara langsung skema pembiayaan dengan performa keberlanjutan rantai pasok, sekaligus memberikan insentif yang kuat untuk peningkatan keberlanjutan secara komprehensif. “Platform penilaian kami dirancang untuk memberikan rekomendasi praktis bagi perusahaan dari berbagai ukuran, termasuk usaha kecil dan menengah, agar dapat mengambil langkah awal yang krusial dalam perjalanan ESG mereka. Hal ini pada gilirannya berpotensi membuka akses ke skema pembiayaan yang lebih baik dan secara fundamental mendorong ketahanan yang lebih kokoh di seluruh rantai pasok global,” pungkas Richard Bourne.

Ringkasan

HSBC Indonesia meluncurkan HSBC Sustainability Improvement Loan (SIL) untuk mendukung keberlanjutan bisnis, khususnya bagi perusahaan skala menengah dengan mendorong adopsi prinsip ESG. Pembiayaan perdana SIL diberikan kepada PT Bambang Djaja dan PT Bahtera Adi Jaya, yang akan mengalokasikan dana sebagai modal kerja untuk mendukung pertumbuhan bisnis mereka.

Keunggulan SIL terletak pada mekanisme yang mengaitkan biaya kredit dengan kinerja keberlanjutan perusahaan, dinilai oleh EcoVadis. Debitur dengan skor ESG yang meningkat akan mendapat penurunan suku bunga, sementara penurunan skor akan meningkatkan suku bunga. Skema ini bertujuan memperluas akses pembiayaan berkelanjutan dan membantu perusahaan dalam transisi menuju ekonomi rendah karbon.

Sponsored