HSSE: Kunci Penguatan Daya Saing Pelayaran Indonesia Global

PT Pertamina International Shipping (PIS) menempatkan komitmen Health, Safety, Security, and Environment (HSSE) sebagai pilar utama kepemimpinan dan budaya kerja, yang terintegrasi di seluruh operasional bisnis. Hal ini ditegaskan kembali dalam HSSE Leaders Forum 2025 bertema “From Commitment to Action: Integrating Assurance into Strategic Shipping Excellence” di Jakarta, Rabu (27/08).

Sekretaris Jenderal Kementerian Perhubungan, Capt. Antoni Arif Priadi, menekankan peran krusial faktor manusia dalam keselamatan maritim. Lebih dari 90% kecelakaan laut diakibatkan oleh kesalahan manusia, mulai dari kelelahan hingga ketidakpatuhan prosedur. “Tantangan faktor manusia adalah tanggung jawab bersama. Setiap pelaut bukan hanya pekerja, tetapi penjaga keselamatan di laut. Kepemimpinan yang konsisten, pelatihan berkelanjutan, dan kolaborasi antar sektor krusial untuk membangun budaya keselamatan yang kokoh, menjadikan HSSE sebagai identitas, bukan sekadar kewajiban,” tegas Capt. Antoni. Oleh karena itu, kesejahteraan pelaut, termasuk kesehatan fisik dan mental, jam kerja yang manusiawi, dan lingkungan kerja yang aman, menjadi prioritas utama. Pengawasan jam kerja dan istirahat sesuai International Convention on Standards of Training, Certification and Watchkeeping for Seafarers (STCW), serta perlindungan sosial, merupakan investasi penting untuk keselamatan bersama.

Senada dengan hal tersebut, Direktur Armada PIS, M. Irfan Zainul Fikri, menyatakan bahwa HSSE bukan sekadar audit teknis, melainkan tolok ukur kualitas dan keberlanjutan bisnis. “HSSE menjadi second line of defense yang memastikan semua keputusan bisnis, operasional, komersial, dan strategis, dijalankan dengan aman dan bertanggung jawab terhadap lingkungan,” ujarnya. Irfan menambahkan bahwa teknologi digital, artificial intelligence (AI), dan analisis prediktif mampu mengubah pendekatan HSSE dari reaktif menjadi proaktif, bahkan prediktif, sehingga menjadi nilai strategis yang meningkatkan daya saing global.

PIS telah mengambil berbagai langkah strategis untuk memperkuat standar HSSE nasional. Salah satunya adalah standarisasi manajemen kapal untuk meningkatkan keandalan armada, menciptakan keseragaman operasional, efisiensi, dan kepatuhan terhadap regulasi internasional. Berkat standar keselamatan yang tinggi, PIS mencatatkan prestasi zero fatality kru kapal dan 40,5 juta jam kerja aman sepanjang tahun 2024.

Inisiatif lain meliputi Pertamina Safety Approval (PSA), sebuah mekanisme vetting nasional yang kini diadopsi luas oleh industri perkapalan. PSA menjadi acuan penting dalam memastikan kapal memenuhi standar keselamatan sebelum beroperasi. PIS juga mengusulkan batas usia kapal produk maksimum 28 tahun pada 2025, yang akan diturunkan menjadi 25 tahun pada 2028. Semua upaya ini menunjukkan komitmen PIS dalam mentransformasi regulasi dan mendukung keberlanjutan industri.

Lebih lanjut, PIS menerapkan standarisasi pengelolaan kapal berdasarkan standar internasional untuk menjaga keselamatan, keandalan, integritas, dan keberlanjutan. Standar global yang dipenuhi meliputi Zero NoA, Zero Fraud, TMSA, dan sertifikasi SIRE aktif – standar umum dalam industri perkapalan internasional.

Melalui HSSE Leaders Forum 2025, PIS menegaskan bahwa HSSE bukan sekadar program, tetapi bagian integral dari identitas perusahaan, membentuk budaya kerja yang mengedepankan faktor manusia dan mengintegrasikan teknologi. Pendekatan ini diharapkan membawa industri pelayaran nasional menuju shipping excellence dan memperkuat posisi Indonesia di kancah maritim global.

Ringkasan

PT Pertamina International Shipping (PIS) menjadikan HSSE (Health, Safety, Security, and Environment) sebagai pilar utama operasional, menekankan peran krusial faktor manusia dalam keselamatan maritim. Lebih dari 90% kecelakaan laut disebabkan kesalahan manusia, sehingga kesejahteraan pelaut dan pelatihan berkelanjutan menjadi prioritas, termasuk pengawasan jam kerja sesuai standar STCW. HSSE juga dilihat sebagai tolok ukur kualitas dan keberlanjutan bisnis, bukan hanya audit teknis.

PIS telah menerapkan berbagai langkah strategis untuk meningkatkan standar HSSE, termasuk standarisasi manajemen kapal, Pertamina Safety Approval (PSA) sebagai mekanisme vetting nasional, dan usulan batas usia kapal maksimal 28 tahun (2025) dan 25 tahun (2028). Dengan penerapan standar internasional seperti Zero NoA, Zero Fraud, TMSA, dan sertifikasi SIRE, PIS mencatatkan prestasi zero fatality kru kapal dan 40,5 juta jam kerja aman di tahun 2024.

Tinggalkan komentar