IHSG Melemah, Tapi Saham SRAJ, DKHH, UNTR Meroket!

IHSG Menutup Perdagangan di Angka 7.770, Turun 0,79%

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengakhiri perdagangan hari ini dengan penurunan 0,79%, berada di level 7.770. Meskipun demikian, terdapat sentimen positif dari sektor industri yang tumbuh signifikan sebesar 1,21% dan sektor kesehatan yang mencatat kenaikan 2,24%. Kenaikan di kedua sektor ini menjadi penopang IHSG setelah pembukaan perdagangan yang cukup volatil, di mana IHSG sempat anjlok hingga 3,28% ke angka 7.547, imbas demonstrasi yang berlangsung sejak Kamis (28/8).

Volume perdagangan tercatat mencapai 24,14 miliar saham dengan nilai transaksi Rp 14,67 triliun, dan kapitalisasi pasar sebesar Rp 14,13 triliun. Dari total saham yang diperdagangkan, 158 saham mengalami penguatan, sementara 549 saham melemah, dan 99 saham stagnan.

Kinerja Positif di Sektor Industri dan Kesehatan

Beberapa saham di sektor industri menunjukkan performa yang menonjol. PT United Tractors Tbk (UNTR) misalnya, naik 1,23% ke harga Rp 24.700. PT Shield On Service Tbk (SOSS) mencatatkan kenaikan signifikan sebesar 24,43% ke Rp 815, dan PT Islan Concepts Indonesia Tbk (ICON) meningkat 9,09% ke Rp 48.

Di sektor kesehatan, saham PT Sejahteraraya Anugrahjaya Tbk (SRAJ), milik konglomerat Dato Sri Tahir, pendiri Mayapada Group, mengalami peningkatan paling signifikan, yaitu 15,61% ke harga Rp 8.700. PT Cipta Sarana Medika Tbk (DKHH) juga mencatat kenaikan sebesar 3,92% ke Rp 106.

Fundamental Ekonomi Indonesia Tetap Kuat, Kata Menko Airlangga

Meskipun IHSG mengalami pelemahan, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menekankan bahwa situasi ini tidak perlu dikhawatirkan. Beliau menyatakan fundamental ekonomi Indonesia tetap solid, ditopang oleh pertumbuhan ekonomi kuartal kedua 2025 yang mencapai 5,12% (year-on-year/yoy), dan pertumbuhan ekonomi semester I 2025 sebesar 4,99%. Sebagai indikator penting, Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur juga menunjukkan perbaikan signifikan, naik menjadi 51,5, menandakan ekspansi sektor manufaktur yang didorong peningkatan output dan permintaan baru. Angka PMI sebelumnya berada di 46,7 (April), 47,4 (Mei), 46,9 (Juni), dan 49,2 (Juli) 2025.

Airlangga menambahkan, “IHSG dalam momentum menguat selama pekan kemarin bahkan sempat mencapai all time high 8.000. Penurunan hanya terjadi saat demo besar hari Jumat, untuk itu pemerintah yakin optimisme ini masih ada di tengah-tengah kita dan harus kita jaga,” ujarnya di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin (1/9).

Lebih lanjut, Airlangga menjelaskan bahwa inflasi tetap terkendali di angka 2,37% pada Juli 2025, dan optimistis data inflasi Agustus akan menunjukkan kondisi yang stabil. Nilai tukar rupiah juga terpantau stabil di sekitar Rp 16.490 per US$ pada 29 Agustus, hanya melemah 2,35% sejak awal tahun. Neraca perdagangan pun tetap mencatat surplus, dengan data Agustus yang akan segera dirilis. Konsumsi domestik juga tetap kuat, didukung oleh peningkatan mobilitas masyarakat, aktivitas belanja ritel (offline dan online), serta adanya stimulus pemerintah untuk menjaga daya beli.

Ringkasan

IHSG ditutup pada angka 7.770, turun 0,79%, meskipun sektor industri (1,21%) dan kesehatan (2,24%) mengalami pertumbuhan. Meskipun terjadi penurunan, saham-saham tertentu seperti UNTR, SOSS, dan ICON di sektor industri, serta SRAJ dan DKHH di sektor kesehatan, menunjukan kinerja positif dengan kenaikan signifikan. Volume perdagangan mencapai 24,14 miliar saham dengan nilai transaksi Rp 14,67 triliun.

Menko Airlangga Hartarto menyatakan fundamental ekonomi Indonesia tetap kuat, didukung oleh pertumbuhan ekonomi kuartal kedua 2025 sebesar 5,12% (yoy) dan PMI manufaktur yang meningkat menjadi 51,5. Inflasi terkendali di 2,37% (Juli 2025), nilai tukar rupiah stabil, dan neraca perdagangan tetap surplus. Konsumsi domestik juga kuat, didukung oleh peningkatan mobilitas dan stimulus pemerintah.

Tinggalkan komentar