JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) baru-baru ini mencatat capaian signifikan dengan menembus level 8.500 pada perdagangan Senin (24/11/2025). Tak hanya itu, IHSG sukses menorehkan rekor all time high (ATH) baru di angka 8.570,25. Pencapaian luar biasa ini membuka peluang IHSG untuk kembali menorehkan rekor ATH baru menjelang akhir tahun.
Menurut Muhammad Wafi, Head of Research Korean Investment & Sekuritas Indonesia (KISI), keberhasilan IHSG menembus level psikologis 8.500 pada perdagangan tersebut merupakan momentum besar yang didorong oleh serangkaian sentimen positif. “Mulai dari rebalancing MSCI, masuknya kembali net buy investor asing, likuiditas yang longgar seiring langkah mild dovish dari The Fed, ditambah agresivitas sektor saham lapis kedua dan komoditas,” jelas Wafi pada Selasa (25/11/2025).
Meski demikian, Wafi juga mengingatkan bahwa dengan penguatan IHSG yang mencapai 21% sejak awal tahun, pasar kini mulai memasuki fase overextension. Kondisi ini membuat pasar saham menjadi rawan koreksi, terutama setelah IHSG berhasil menembus level psikologis penting. Fenomena profit taking oleh pelaku pasar cenderung terjadi setelah breakout signifikan.
Dalam konteks potensi koreksi, Wafi menuturkan bahwa penurunan IHSG hingga level 8.250-8.350 masih terbilang aman. Hal ini mengindikasikan bahwa koreksi yang bersifat sehat adalah bagian dari dinamika pasar yang wajar setelah lonjakan tajam.
Di sisi lain, investor juga perlu mencermati beberapa aspek penting. Valuasi sejumlah sektor, seperti teknologi, saham lapis kedua, dan energi baru, telah mulai terasa mahal. Selain itu, sentimen global seperti kebijakan The Fed, perkembangan geopolitik, dan yield obligasi AS, serta rotasi sektor yang kian agresif, perlu diwaspadai agar tidak menimbulkan gejolak tak terduga di pasar saham.
Menjelang akhir tahun, Wafi optimistis bahwa efek santa claus rally dan window dressing akan menjadi pendorong kuat bagi penguatan IHSG. “Biasanya investor institusi akan mendorong saham-saham blue chip yang memiliki katalis dividen menarik, permintaan musiman yang tinggi, dan visibilitas laba yang jelas,” ungkapnya.
Dengan kondisi pasar saat ini, Wafi memperkirakan target IHSG yang menyentuh level 8.900 masih sangat realistis. Proyeksi ini dapat terwujud asalkan sentimen global tidak mengalami perubahan drastis yang dapat menggoyahkan stabilitas pasar saham.
Ringkasan
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil menembus level 8.500 dan mencetak rekor *all time high* (ATH) baru di 8.570,25, didorong oleh sentimen positif seperti *rebalancing* MSCI dan masuknya kembali *net buy* investor asing. Penguatan IHSG sebesar 21% sejak awal tahun ini memicu potensi koreksi setelah menembus level psikologis penting, namun penurunan hingga 8.250-8.350 dianggap masih aman.
Investor perlu mewaspadai valuasi beberapa sektor yang sudah mahal serta sentimen global seperti kebijakan The Fed dan perkembangan geopolitik. Optimisme terhadap efek *santa claus rally* dan *window dressing* menjelang akhir tahun diharapkan dapat mendorong IHSG mencapai target 8.900, asalkan sentimen global tetap stabil.