Sponsored

RLCO IPO: Harga Rp 168, Listing 8 Desember! Cek Faktanya

PT Abadi Lestari Indonesia (RLCO), emiten yang menonjol dalam ekspor sarang burung walet dan produk kesehatan, telah menetapkan harga penawaran umum perdana saham (IPO) pada level Rp 168 per lembar saham. Harga ini merupakan batas tertinggi dari rentang penawaran yang sebelumnya diumumkan oleh perseroan, mengindikasikan respons pasar yang kuat.

Sponsored

Menurut informasi terbaru, saham RLCO dijadwalkan akan mulai diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 8 Desember 2025. Melalui aksi korporasi IPO ini, perusahaan menargetkan perolehan dana segar hingga Rp 105 miliar, yang akan mendukung berbagai strategi pengembangan bisnis ke depan.

“Perseroan dengan ini melakukan Penawaran Umum Perdana Saham sebanyak 625.000.000 saham biasa atas nama yang merupakan saham baru, dengan nilai nominal Rp50,” demikian pernyataan manajemen RLCO dalam prospektus tambahan IPO yang dirilis pada Senin (1/12). Dalam proses IPO RLCO ini, perseroan melepas sebanyak 625 juta saham, yang setara dengan 20% dari total modal ditempatkan dan disetor penuh. Samuel Sekuritas Indonesia dipercaya untuk bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi efek, memastikan kelancaran seluruh tahapan penawaran saham.

Baca juga:

  • IHSG Sesi I Naik ke 8.517, Saham Grup Bakrie BUMI, BRMS hingga ENRG Melompat
  • Garuda Indonesia (GIAA) Private Placement Jumbo Rp 23 T, Lanjut Rights Issue?
  • OJK Optimistis Peluang Indonesia Gabung Jadi Anggota Penuh OECD Kian Besar

Berikut sejumlah fakta penting mengenai IPO RLCO yang patut dicermati investor:

Profil dan Arah Bisnis RLCO

Meskipun selama ini dikenal luas sebagai eksportir sarang burung walet, RLCO kini memperlihatkan ambisi besar dengan memperluas lini bisnisnya ke sektor kesehatan dan produk pangan premium. Prospektus IPO RLCO merinci bahwa kegiatan usaha perseroan mencakup beragam segmen, mulai dari pembibitan dan budidaya burung walet, perdagangan besar daging ayam dan produk olahannya, budidaya ayam lokal, hingga distribusi makanan dan minuman berbasis hasil peternakan.

Seluruh portofolio bisnis ini secara strategis dirancang untuk menyasar konsumen kelas menengah ke atas di Indonesia, sebuah segmen pasar yang terus tumbuh dan diyakini akan menjadi pendorong utama pertumbuhan jangka panjang perusahaan. Prospek sektor sarang burung walet, yang menjadi tulang punggung RLCO, tetap menunjukkan potensi yang sangat solid di pasar global.

Pada tahun 2024, nilai ekspor sarang burung walet Indonesia mencapai US$ 551,556 ribu. Meskipun terjadi penurunan sebesar 12,9% dari capaian puncak pada tahun 2023, tren ini lebih diartikan sebagai normalisasi setelah lonjakan permintaan sebelumnya, serta penyesuaian stok importir dan pengetatan kepabeanan. Secara historis, kinerja ekspor pada 2024 tetap berada pada level yang kuat, menjadi fondasi kokoh untuk memasuki tahun 2025.

Di pasar domestik, industri suplemen juga menunjukkan momentum positif yang serupa. Sepanjang tahun 2024, penjualan produk kesehatan di Indonesia menembus angka Rp 10,7 triliun, dengan segmen suplemen makanan menyumbang sekitar 55% dari total tersebut. Tren gaya hidup sehat, diet detoks, serta meningkatnya kesadaran akan pentingnya imunitas mendorong permintaan yang signifikan. Produk berbasis kolagen, herbal, dan olahan modern sarang burung walet terus mencatat pertumbuhan yang mengesankan.

Rencana Penggunaan Dana IPO

Dana yang terkumpul dari IPO RLCO, setelah dikurangi biaya emisi, akan dialokasikan pada dua fokus utama. Sekitar 56,33% dari dana tersebut akan digunakan sebagai modal kerja, khususnya untuk pengadaan bahan baku sarang burung walet. Sementara itu, sisa 43,67% akan disalurkan kepada entitas anak perseroan, PT Realfood Winta Asia, dalam bentuk penyertaan modal yang juga akan difungsikan untuk pembelian bahan baku serupa.

Perseroan menekankan bahwa tambahan modal kerja dari IPO ini krusial untuk mengoptimalkan pemanfaatan kapasitas pabrik yang saat ini belum beroperasi secara maksimal. Dengan dukungan pendanaan baru ini, RLCO berharap dapat secara signifikan meningkatkan kapasitas operasional dan produktivitas, yang pada gilirannya akan mendorong pertumbuhan pendapatan perusahaan. Hingga prospektus diterbitkan, perseroan belum menandatangani perjanjian baru dengan pemasok, baik yang lama maupun yang baru. Apabila dana IPO tidak mencukupi kebutuhan, RLCO memiliki opsi pendanaan lain, termasuk pinjaman dari pihak ketiga atau penggunaan dana internal.

Kinerja Keuangan

Kinerja keuangan RLCO menunjukkan pertumbuhan yang impresif. Per 31 Mei 2025, perseroan berhasil mencatat penjualan sebesar Rp 231,31 miliar, melonjak 47,55% dibandingkan Rp 156,76 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya. Meskipun beban pokok penjualan juga naik menjadi Rp 178,53 miliar dari sebelumnya Rp 120,17 miliar, peningkatan penjualan yang kuat ini mendorong lonjakan laba bersih yang signifikan.

Laba bersih RLCO mencapai Rp 12,33 miliar, sebuah peningkatan luar biasa sebesar 608% secara tahunan (yoy) dibandingkan Rp 1,74 miliar pada periode yang sama tahun lalu. Angka ini mencerminkan efisiensi operasional dan strategi pertumbuhan yang efektif dari perusahaan.

Perubahan Permodalan dan Pemegang Saham RLCO

Pasca-penyerapan seluruh saham IPO oleh pasar, struktur modal dan komposisi pemegang saham RLCO akan mengalami penyesuaian. Modal dasar perseroan tetap sebesar Rp 500 miliar dengan nilai nominal Rp 50 per saham. Namun, modal ditempatkan dan disetor akan meningkat dari 2,5 miliar saham menjadi 3,12 miliar saham, setara dengan kenaikan dari Rp 125 miliar menjadi Rp 156,25 miliar.

Dari sisi kepemilikan, PT Realco Omega Investama akan tetap menjadi pemegang saham terbesar dengan 2,42 miliar saham. Pemegang saham pengendali, Edwin Pranata, akan memiliki 72,50 juta saham. Sementara itu, Budiono dan Edi Haryanto masing-masing memegang 1,25 juta saham. Porsi kepemilikan publik setelah IPO akan mencapai 625 juta saham, atau 20% dari total saham yang beredar.

Kebijakan Dividen RLCO

Manajemen RLCO telah menetapkan rencana pembagian dividen hingga sebanyak-banyaknya 25% dari laba bersih tahun berjalan, dimulai dari tahun buku 2025 dan seterusnya. Pembagian dividen ini tentu akan bergantung pada keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) serta ketersediaan saldo laba ditahan yang positif. Perseroan menegaskan bahwa kebijakan dividen tidak akan mengganggu kesehatan keuangan maupun profil risiko perusahaan, menunjukkan komitmen terhadap keberlanjutan bisnis.

Apabila disetujui dalam RUPS, dividen akan didistribusikan kepada pemegang saham yang tercatat dalam daftar pemegang saham yang berhak, dengan mempertimbangkan ketentuan perpajakan yang berlaku. Penetapan kebijakan dividen ini didasarkan pada pertimbangan regulasi, kebutuhan modal perusahaan di masa mendatang, kondisi kesehatan keuangan, dan prospek bisnis RLCO secara menyeluruh. Sebagai informasi, dalam tiga tahun terakhir, RLCO tercatat satu kali membagikan dividen, yaitu berupa dividen saham dengan total nilai Rp 25 miliar.

Ringkasan

PT Abadi Lestari Indonesia (RLCO), perusahaan eksportir sarang burung walet, menetapkan harga IPO sebesar Rp 168 per saham, yang merupakan batas atas dari harga yang ditawarkan. Saham RLCO dijadwalkan akan diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) mulai 8 Desember 2025. Melalui IPO ini, RLCO menargetkan perolehan dana segar hingga Rp 105 miliar yang akan digunakan untuk pengembangan bisnis, terutama untuk modal kerja pengadaan bahan baku sarang burung walet (56.33%) dan penyertaan modal anak perusahaan (43.67%).

Kinerja keuangan RLCO menunjukkan pertumbuhan positif, dengan penjualan mencapai Rp 231,31 miliar per 31 Mei 2025, meningkat 47,55% dibandingkan tahun sebelumnya. Laba bersih juga mengalami lonjakan signifikan sebesar 608% menjadi Rp 12,33 miliar. Setelah IPO, modal ditempatkan dan disetor akan meningkat menjadi 3,12 miliar saham dan RLCO berencana membagikan dividen hingga 25% dari laba bersih tahun berjalan mulai tahun buku 2025, bergantung pada keputusan RUPS.

Sponsored