Pemerintah Republik Indonesia mengalokasikan anggaran fantastis untuk Program Makan Bergizi Gratis (MBG) pada Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2026. Program prioritas Presiden Prabowo Subianto ini mendapatkan suntikan dana sebesar Rp335 triliun, meningkat drastis sebesar 371,8% dibandingkan anggaran tahun ini yang hanya Rp71 triliun. Kenaikan signifikan ini menandakan komitmen pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui akses nutrisi yang lebih baik.
Dalam Rapat Kerja dengan Badan Anggaran DPR pada 21 Agustus 2025, Menteri Keuangan Sri Mulyani merinci alokasi anggaran MBG tersebut. Dana tersebut dibagi ke dalam empat pos anggaran utama. Sebagian besar, yaitu Rp223,6 triliun (67,7%), dialokasikan pada anggaran pendidikan. Dana ini akan disalurkan langsung kepada siswa penerima manfaat.
Selanjutnya, Rp24,7 triliun (7%) dialokasikan pada anggaran kesehatan, diperuntukkan bagi ibu hamil dan balita. Hal ini menunjukkan upaya pemerintah untuk memperhatikan gizi sejak dini, guna mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak yang optimal. Sementara itu, Rp19,7 triliun (6%) dialokasikan melalui anggaran fungsi ekonomi.
Sisanya, sebesar Rp67 triliun, diendapkan sebagai cadangan. Menurut Sri Mulyani, hal ini merupakan langkah kehati-hatian untuk memastikan efektivitas program. “Kami letakkan sebagian dalam bentuk cadangan untuk asas kehati-hatian dan efektivitas,” jelasnya.
Dengan anggaran yang membengkak tersebut, target penerima MBG tahun depan pun meningkat tajam. Pemerintah menargetkan 82,9 juta penerima, meningkat 363,1% dibandingkan tahun ini. Peningkatan jumlah penerima ini sejalan dengan perluasan cakupan program, yang kini tidak hanya menyasar anak sekolah, tetapi juga ibu hamil/menyusui dan balita. Langkah ini menunjukan komitmen pemerintah untuk memastikan terpenuhinya gizi bagi kelompok rentan di Indonesia.
Ringkasan
RAPBN 2026 mengalokasikan Rp335 triliun untuk Program Makan Bergizi Gratis (MBG), meningkat drastis dari Rp71 triliun di tahun ini. Anggaran tersebut terbagi dalam empat pos utama: Rp223,6 triliun (67,7%) untuk pendidikan, Rp24,7 triliun (7%) untuk kesehatan (ibu hamil dan balita), Rp19,7 triliun (6%) untuk fungsi ekonomi, dan Rp67 triliun sebagai cadangan.
Peningkatan anggaran ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui akses nutrisi yang lebih baik. Target penerima MBG pun meningkat tajam menjadi 82,9 juta, seiring perluasan cakupan program kepada ibu hamil/menyusui dan balita, selain anak sekolah. Langkah ini menunjukkan komitmen pemerintah untuk memastikan terpenuhinya gizi bagi kelompok rentan.