Sponsored

Asing Lepas Saham Bank-Bank Besar, BBRI Catat Net Sell Tertinggi Rp542,92 Miliar

JAKARTA — Sektor perbankan kembali menjadi sorotan investor asing pada perdagangan Rabu, 15 Oktober 2025. Berdasarkan data dari Stockbit, terlihat jelas adanya gelombang aksi jual bersih atau net sell yang signifikan, terutama pada saham-saham bank papan atas, mengindikasikan sentimen hati-hati dari pemodal luar negeri terhadap prospek industri finansial di Indonesia.

Sponsored

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) memimpin daftar saham yang paling banyak dilepas, mencatat nilai penjualan bersih fantastis sebesar Rp542,92 miliar. Pada penutupan perdagangan hari itu, saham BBRI harus merelakan posisinya turun 1,41% atau 50 poin, berakhir di level Rp3.500 per saham. Tren pelemahan ini bukan hal baru bagi BBRI, mengingat sejak awal tahun, saham ini sudah terkoreksi 14,22% atau 580 poin, menambah daftar panjang kekhawatiran investor.

Tidak jauh berbeda, saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) juga menjadi target aksi jual, dengan investor asing mencatatkan net sell senilai Rp200,76 miliar. BMRI ditutup melemah 0,98% atau 40 poin menjadi Rp4.050 per saham. Kinerja BMRI sepanjang tahun berjalan (YtD) menunjukkan koreksi yang cukup dalam, yakni 28,95% atau 1.650 poin. Tekanan jual ini juga melanda saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) yang mencatat net sell sebesar Rp111,26 miliar. Meskipun saham BBCA terpantau stagnan di level Rp7.250 per saham pada penutupan, performa YtD-nya masih menunjukkan penurunan signifikan sebesar 25,06% atau 2.425 poin. Selanjutnya, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) turut merasakan dampak pelepasan oleh investor asing, dengan total net sell mencapai Rp53,19 miliar. Saham BBNI berakhir turun 0,79% atau 30 poin ke Rp3.770 per saham, dengan penurunan YtD sebesar 13,33% atau 580 poin.

Laju aksi jual bersih juga menjangkiti PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS), yang mencatat net sell senilai Rp8,19 miliar. Saham BRIS ditutup turun 2,34% atau 60 poin ke level Rp2.500 per saham, dan secara YtD telah melemah 8,42% atau 230 poin.

Namun, di tengah gelombang divestasi yang mendominasi, masih ada secercah harapan bagi beberapa saham perbankan yang justru berhasil menarik minat investor asing dan menjadi incaran. Ini menunjukkan adanya selektivitas pasar dan kepercayaan pada fundamental saham tertentu di tengah kondisi pasar yang dinamis.

PT Bank BTPN Syariah Tbk. (BTPS) tampil sebagai pemimpin dalam daftar net foreign buy, dengan nilai pembelian bersih yang mencolok sebesar Rp7,04 miliar. Kinerja saham BTPS pun cemerlang, berhasil naik 1,88% atau 25 poin ke level Rp1.355 per saham. Lebih impresif lagi, saham ini telah menguat tajam 46,49% atau 430 poin sejak awal tahun. Tak kalah menarik, PT Bank CIMB Niaga Tbk. (BNGA) menyusul dengan net buy sebesar Rp6,94 miliar. Saham CIMB Niaga menguat 4,75% atau 80 poin menjadi Rp1.765 per saham, dan berhasil mencatat kenaikan tipis 2,02% atau 35 poin secara YtD. Kemudian, PT Bank Jago Tbk. (ARTO) turut mencatatkan pembelian bersih senilai Rp6,21 miliar. Saham Bank Jago juga menunjukkan penguatan 2,49% atau 50 poin ke Rp2.060 per saham, meskipun secara YtD masih terkoreksi 15,23% atau 370 poin.

Menutup daftar saham yang diburu asing, PT Bank Neo Commerce Tbk. (BBYB) mencatat net buy sebesar Rp5,54 miliar pada perdagangan yang sama. Meskipun saham Bank Neo Commerce sempat turun tipis 1,12% atau 4 poin ke Rp352 per saham, kinerja YtD-nya patut diacungi jempol dengan kenaikan signifikan 61,47% atau 134 poin sejak awal tahun.

Ringkasan

Pada perdagangan Rabu, 15 Oktober 2025, sektor perbankan di Indonesia mengalami aksi jual bersih oleh investor asing, terutama pada saham-saham bank besar. Bank Rakyat Indonesia (BBRI) mencatat penjualan bersih tertinggi sebesar Rp542,92 miliar, diikuti oleh Bank Mandiri (BMRI) dan Bank Central Asia (BBCA) dengan nilai masing-masing Rp200,76 miliar dan Rp111,26 miliar.

Di tengah aksi jual, beberapa saham perbankan justru diminati investor asing. Bank BTPN Syariah (BTPS) memimpin daftar pembelian bersih dengan nilai Rp7,04 miliar, diikuti oleh Bank CIMB Niaga (BNGA) dan Bank Jago (ARTO), menunjukkan adanya selektivitas pasar dan kepercayaan pada fundamental saham tertentu.

Sponsored