Sponsored

Deretan saham orang terkaya Indonesia masih kompak gendong IHSG jelang keputusan The Fed

Babaumma – , JAKARTA — Deretan saham yang terafiliasi dengan orang terkaya di Indonesia masih kompak menjadi penopang pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) untuk periode berjalan 2025.

Sponsored

Berdasarkan data PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Rabu (10/12/2025), pergerakan IHSG menguat 22,90% untuk periode berjalan 2025.

Data BEI menunjukkan saham-saham terafiliasi konglomerat masih mendominasi daftar top leaders pergerakan indeks komposit hingga Rabu (10/12/2025).

: Prajogo Pangestu Pimpin Daftar Orang Terkaya di Indonesia Pekan Kedua Desember 2025

Di posisi teratas, bertengger saham emiten energi Grup Sinar Mas PT Dian Swastatika Sentosa Tbk. (DSSA). Tercatat, saham DSSA telah menguat 195,95% untuk periode berjalan tahun ini.

Posisi kedua ditempati oleh emiten teknologi PT DCI Indonesia Tbk. (DCII) yang telah menguat 481,35%. Dalam daftar pemegang saham DCII dengan kepemilikan jumbo, terdapat nama konglomerat Anthoni Salim yang memegang sebanyak 11,12% hingga Senin (8/12/2025).

: : Mengintip Saham BUMI yang Dipegang Grup Salim Desember 2025

Selanjutnya, terdapat emiten terafiliasi konglomerat Prajogo Pangestu PT Barito Pacific Tbk. (BRPT). Pergerakan harga saham BRPT tercatat telah menguat 304,35% untuk periode berjalan 2025.

Sementara itu, Bank Sentral Amerika Serikat Federal Reserve diperkirakan akan memangkas suku bunga pada pertemuan pekan ini. Aksi pemangkasan suku bunga ini diperkirakan akan membuat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melesat hingga level 8.900.

: : FOMC The Fed Desember 2025 (10/12) Diproyeksi Pangkas Suku Bunga Lagi

Head of Research Korea Investment & Sekuritas Indonesia (KISI) Muhammad Wafi menjelaskan pemangkasan suku bunga The Fed bisa menjadi katalis kuat bagi IHSG, karena efeknya langsung memicu sentimen risk-on dan arus modal masuk ke emerging market.

“Yield US turun bikin indeks dolar DXY melemah, sehingga appetite asing ke Asia naik,” ucap Wafi, Senin (8/12/2025).

Dia juga menuturkan IHSG bisa melaju ke level 8.750–8.900 jika statement Ketua Fed Jerome Powell dovish dan outlook easing lanjutan jelas.

Wafi juga menuturkan pasar juga sudah melakukan pricing-in sebagian menjelang pertemuan Fed. Hal ini membuat IHSG sempat mengalami all time high (ATH).

“Tapi efek real cut biasanya tetap bikin rally lagi, mostly karena naiknya likuiditas global dan penurunan cost of capital,” ujar Wafi.

Adapun menurut Wafi, sejumlah saham yang bisa dicermati seiring dengan pertemuan The Fed adalah big banks dengan saham BBCA, BMRI, dan BBNI karena cost of fund yang turun, dan pertumbuhan kredit naik.

Kemudian saham properti dengan pilihan saham BSDE dan CTRA karena paling sensitif ke suku bunga.

Lalu, saham technology atau growth sector seperti GOTO, BUKA, MTEL, dan TOWR menurut Wafi juga dapat dicermati karena valuasi yang mengalami pengetatan jika suku bunga turun.

Sektor terakhir yang dapat dicermati adalah consumer dengan saham MYOR, dan ICBP, karena benefit dari pelemahan dolar AS dan konsumsi.

Berikut daftar lengkap penggerak utama atau top leaders IHSG hingga Rabu (10/12/2025): Emiten Kenaikan Harga Saham DSSA 195.95% DCII 481.35% BRPT 304.35% TLKM 34.32% MORA 2889.36% ASII 35.20% BRMS 183.24% CUAN 127.98% FILM 201.74% BUMI 176.27%

Sumber: Bursa Efek Indonesia (BEI)

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Sponsored