Dividen Interim ITMG & BBCA: Suntik Semangat IDX High Dividend 20?

Babaumma – JAKARTA — Sejumlah emiten unggulan dalam indeks IDX High Dividend 20 bersiap membagikan dividen interim kepada pemegang saham di akhir tahun. Namun, pertanyaan besar muncul: mampukah dividen interim ini membalikkan tren negatif IDX High Dividend 20 yang saat ini sedang mengalami penurunan kinerja?

PT Indo Tambangraya Megah Tbk. (ITMG), salah satu konstituen IDX High Dividend 20, memastikan komitmennya untuk terus membagikan dividen interim. Direktur ITMG, Yulius Kurniawan Gozali, menegaskan prioritas perusahaan terhadap shareholder value. “Dividen interim akan selalu kami pertimbangkan dan akan ada. Namun, besarannya masih belum dapat kami putuskan,” ujar Yulius dalam public expose live pekan lalu.

Sejarah ITMG menunjukkan konsistensi dalam pembagian dividen interim sejak 2008. Dividen interim terbesar pernah diberikan pada tahun buku 2022, yaitu sebesar Rp4.128 per saham. Pada tahun buku 2023, dividen interim mencapai Rp2.660 per saham (kedua terbesar sejak 2008), sementara tahun buku 2024 tercatat Rp1.228 per saham dengan dividen final Rp2.245 per saham.

PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA), emiten perbankan dari Grup Djarum, juga dikenal royal dalam pembagian dividen interim. Sejak 2004, BCA secara konsisten membagikan dividen dua kali dalam satu tahun buku: dividen interim (umumnya diumumkan September-Desember) dan dividen final yang diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST).

Wakil Presiden Direktur BCA, John Kosasih, menjelaskan bahwa kebijakan dividen BCA mempertimbangkan berbagai faktor, termasuk kebutuhan permodalan, penyaluran kredit, kepentingan shareholder, dan manajemen risiko (CAR). “Pembagian dividen setiap tahunnya mempertimbangkan berbagai aspek,” jelasnya dalam public expose live. Ia menambahkan bahwa dividen BCA secara historis terus meningkat, dan dividen interim memberikan fleksibilitas bagi investor untuk reinvestasi, misalnya di saham BCA sendiri. Pada akhir 2024, BCA membagikan dividen interim Rp50 per saham atau sekitar Rp6,1 triliun, berdasarkan laba kuartal III/2024.

PT United Tractors Tbk. (UNTR) juga berkomitmen melanjutkan tradisi dividen interim meskipun menghadapi tekanan kinerja. Corporate Secretary UNTR, Sara K. Loebis, menjelaskan bahwa UNTR secara historis selalu membagikan dividen interim setiap tahun. “Mengenai waktu dan besarannya, saya belum dapat menyampaikan karena rencana ini harus disampaikan terlebih dahulu ke Bursa dan OJK,” ujar Sara. Meskipun kinerja UNTR tertekan di tahun ini, perusahaan masih membukukan laba, memungkinkan pembagian dividen kepada pemegang saham. UNTR tercatat belum pernah absen membagikan dividen interim sejak 2006, dengan dividen interim terbesar mencapai Rp818 per saham pada 22 Oktober 2022.

Dorongan bagi IDX High Dividend 20

Meskipun sejumlah emiten bersiap membagikan dividen interim, kinerja IDX High Dividend 20 tetap lesu. Data Bursa Efek Indonesia (BEI) menunjukkan indeks melemah 0,03% pada Selasa, 16 September 2025, ke level 485,85. Indeks ini masih berada di zona merah, melemah 5,1% year to date (ytd) sejak perdagangan perdana 2025. Beberapa konstituen, seperti ADRO (-32,1% ytd), BBCA (-18,09% ytd), dan BMRI (-21,4% ytd), turut menekan kinerja indeks. ITMG juga mengalami penurunan sebesar 16,29% ytd.

Liza Camelia Suryanata, Head of Research PT Kiwoom Sekuritas Indonesia, menjelaskan pelemahan IDX High Dividend 20 disebabkan oleh melemahnya beberapa sektor, seperti sektor batubara yang menekan saham ADRO dan ITMG, memicu kekhawatiran penurunan dividend per share. Namun, ia menekankan bahwa “dividend theme tetap menarik.”

Potensi penguatan IDX High Dividend 20 ke depan, menurut Liza, berasal dari penurunan suku bunga acuan BI yang dapat mendorong kinerja saham-saham bank besar seperti BBCA dan BMRI. Momentum dividen interim akhir tahun juga dinilai sebagai peluang pemulihan, terutama karena harga saham konstituen IDX High Dividend 20 saat ini masih di bawah fair value, sebagaimana diungkapkan Nafan Aji Gusta, Senior Market Chartist Mirae Asset Sekuritas. “Momentum tebaran dividen interim seharusnya menarik dicermati, sebagai sweetener bagi investor,” kata Nafan.

David Kurniawan, Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT), menambahkan bahwa daya tarik saham-saham dengan payout ratio tinggi tetap tinggi, terutama bagi investor konservatif dan institusi seperti dana pensiun yang mencari cashflow rutin dari emiten dengan track record dividen stabil.

______

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Ringkasan

Beberapa emiten unggulan di IDX High Dividend 20, seperti ITMG dan BBCA, akan membagikan dividen interim akhir tahun. ITMG, yang konsisten membagikan dividen interim sejak 2008, memastikan komitmennya, meskipun besarannya masih belum diputuskan. BBCA juga berkomitmen pada pembagian dividen dua kali setahun, mempertimbangkan berbagai faktor seperti kebutuhan permodalan dan kepentingan pemegang saham. UNTR juga berencana melanjutkan tradisi dividen interim meskipun menghadapi tekanan kinerja.

Meskipun ada rencana pembagian dividen interim, kinerja IDX High Dividend 20 masih lesu, terpengaruh oleh melemahnya beberapa sektor seperti batubara. Namun, potensi penguatan di masa depan dilihat dari penurunan suku bunga dan momentum dividen interim, terutama karena harga saham konstituen saat ini masih di bawah fair value. Saham-saham dengan payout ratio tinggi tetap menarik bagi investor konservatif yang mencari cashflow rutin.

Tinggalkan komentar