Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersiap menghelat pertemuan penting yang akan menghadirkan para pimpinan industri keuangan, mulai dari sektor perbankan, asuransi, hingga dana pensiun. Mereka akan berdialog intensif dengan tim khusus dari Ratu Belanda Maxima, yang mengemban amanah sebagai Penasihat Khusus Sekretaris Jenderal PBB untuk Inklusi Keuangan dan Kesehatan Finansial (UNSGSA). Langkah strategis ini merupakan tindak lanjut dari diskusi konstruktif antara jajaran OJK dan Ratu Maxima sebelumnya, yang menekankan krusialnya konsep kesehatan finansial atau financial health bagi masyarakat Indonesia.
Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar, dalam konferensi pers United Nations Secretary General’s Special Advocate for Financial Health and Indonesia Financial Services Authority di Jakarta, mengungkapkan, “Kami sudah sempat secara singkat mengidentifikasi beberapa langkah kerja sama konkret. Misalnya, melakukan semacam satu pertemuan dialog menyeluruh dengan mengundang dari pihak industri keuangan dan melibatkan juga tim dari Queen Maxima, dan kemudian mendalami lebih lanjut dari masing-masing pilar.” Menurut Mahendra, Indonesia memiliki kesempatan emas untuk mengadopsi praktik-praktik terbaik dari kancah internasional terkait pengembangan kesejahteraan keuangan melalui tim ahli yang dimiliki Ratu Maxima.
Mahendra juga menjelaskan bahwa penugasan Ratu Maxima sebagai Special Advocate for Financial Health ini relatif baru. Sebelumnya, beliau telah menjabat sebagai Special Advocate for Financial Inclusion selama 15 tahun, yakni dari tahun 2009 hingga 2024. Pergeseran fokus ini menunjukkan bahwa “Konsep ini sendiri [financial health] juga mengalami satu pemahaman kepentingan yang jauh lebih strategik daripada sebelumnya ini dalam beberapa waktu belakangan,” tambahnya, menggarisbawahi evolusi pemahaman global terhadap kesehatan finansial.
Lebih lanjut, Mahendra memaparkan bahwa sektor jasa keuangan di Indonesia sebetulnya telah dibekali dengan fondasi kebijakan yang kokoh dan komprehensif untuk menopang kesejahteraan keuangan masyarakat. Terutama setelah disahkannya Undang-Undang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (P2SK) pada tahun 2023. Meskipun elemen-elemen arsitektur kebijakan ini tersebar dalam kewenangan OJK, pemerintah, dan Bank Indonesia, kontribusi aktif dari industri jasa keuangan tetap menjadi faktor penentu yang sangat krusial.
Tiga Kunci Pengelolaan Keuangan Ala Ratu Maxima
Dalam dialognya, Ratu Maxima memberikan sorotan tajam terhadap tantangan pengelolaan keuangan di era digital dan menawarkan tiga langkah kunci untuk mencapai kesejahteraan finansial. Maxima menjelaskan bahwa langkah awal yang fundamental menuju kesehatan keuangan adalah kemampuan seseorang dalam mengatur anggaran dan menentukan prioritas kebutuhan. Ia mengamati fenomena umum di masyarakat, termasuk di Indonesia, di mana banyak individu memiliki beragam rekening yang membuat arus masuk dan keluar uang menjadi sulit dikendalikan.
“Kita semua hidup dalam dunia digital, termasuk di Indonesia. Banyak hal baru bermunculan dan tampak menarik, sehingga orang mudah terdistraksi dari pengelolaan anggarannya,” ujar Maxima. Menurutnya, setelah akses keuangan tersedia secara luas, tantangan berikutnya adalah bagaimana membimbing masyarakat untuk menyusun anggaran secara efektif, memahami kondisi keuangan mereka secara menyeluruh, serta membedakan antara kredit yang sehat dan yang berlebihan. Sistem keuangan juga perlu dilengkapi dengan kemampuan untuk memberikan peringatan dini ketika beban kredit seseorang mulai mencapai tingkat yang mengkhawatirkan.
Untuk menjawab tantangan tersebut, Ratu Maxima mengemukakan tiga langkah kunci yang progresif. Pertama, pembentukan national council on financial health atau dewan/lembaga tingkat nasional. Dewan ini, menurut Maxima, akan bertugas mengukur tingkat kesehatan finansial masyarakat secara komprehensif, termasuk mendorong lembaga perbankan untuk melakukan penilaian yang lebih mendalam terhadap nasabah. Salah satu inisiatif inovatif yang diusulkannya adalah default saving, yaitu sistem otomatis yang mengalihkan 10% dari penghasilan seseorang langsung ke rekening tabungan begitu dana diterima. Skema ini dinilai sangat efektif untuk membantu masyarakat yang kesulitan menabung secara mandiri, sekaligus dapat mempercepat proses penyelesaian utang.
Kedua, memperkuat perlindungan finansial. Ratu Maxima berpandangan bahwa sektor asuransi di Indonesia membutuhkan inovasi besar dan terobosan signifikan, mengingat tingkat penetrasi asuransi di Indonesia yang masih tergolong rendah. Ia menegaskan bahwa semakin miskin seseorang, semakin besar pula risiko finansial yang dihadapinya. Oleh karena itu, dibutuhkan pendekatan baru yang lebih inovatif dalam merancang dan menawarkan produk-produk asuransi agar dapat menjangkau dan melindungi segmen masyarakat yang paling rentan.
Ketiga, mengembangkan inovasi tabungan, termasuk tabungan mikro. Maxima menekankan potensi besar dari kebiasaan menabung dalam jumlah kecil secara konsisten, seperti menabung Rp 5.000 per hari. Jumlah sekecil itu, menurutnya, dapat berkembang menjadi instrumen investasi sederhana yang dapat diakses oleh lebih banyak orang. Maxima menambahkan bahwa kesempatan untuk berinvestasi saat ini masih sangat terbatas bagi sebagian besar lapisan masyarakat, sehingga inovasi dalam produk tabungan dan investasi sederhana menjadi kunci untuk pemerataan kesejahteraan keuangan.
Ringkasan
OJK akan mengadakan pertemuan penting dengan industri keuangan dan tim dari Ratu Maxima, Penasihat Khusus PBB untuk Inklusi Keuangan dan Kesehatan Finansial. Pertemuan ini merupakan tindak lanjut dari diskusi sebelumnya yang menekankan pentingnya kesehatan finansial bagi masyarakat Indonesia dan adopsi praktik terbaik internasional. Mahendra Siregar menekankan bahwa Indonesia memiliki kesempatan emas untuk mengembangkan kesejahteraan keuangan melalui tim ahli Ratu Maxima.
Ratu Maxima menyoroti tantangan pengelolaan keuangan di era digital dan menawarkan tiga langkah kunci: pembentukan dewan nasional untuk mengukur dan meningkatkan kesehatan finansial, penguatan perlindungan finansial melalui inovasi di sektor asuransi, dan pengembangan inovasi tabungan, termasuk tabungan mikro. Ia menekankan pentingnya kemampuan mengatur anggaran, membedakan kredit yang sehat, dan membiasakan menabung secara konsisten, bahkan dalam jumlah kecil, untuk mencapai kesejahteraan keuangan.