Rupiah Menguat? Suku Bunga BI & The Fed Jadi Penentu!

Nilai tukar rupiah hari ini diprediksi akan menguat menjelang pengumuman hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (BI) dan keputusan suku bunga acuan Federal Reserve (The Fed) Amerika Serikat. Ekspektasi pasar terhadap kedua peristiwa penting ini turut mewarnai pergerakan rupiah.

Fikri C Permana, Senior Economist KB Valbury Sekuritas, optimistis rupiah akan terapresiasi. “Semoga hari ini terapresiasi ke nilai tengah Rp 16.380 per dolar AS,” ujarnya kepada Katadata.co.id, Rabu (17/9). Ia menilai, pergerakan positif rupiah didorong oleh ekspektasi penurunan Fed Funds Rate oleh The Fed malam ini. Bank sentral AS diproyeksikan akan melanjutkan penurunan suku bunga acuannya sebanyak dua kali lagi hingga akhir 2025, masing-masing sebesar 25 basis poin (bps).

Lebih lanjut, Fikri mengatakan peluang penurunan suku bunga acuan BI (BI-Rate) juga masih terbuka. “Kemungkinan BI juga akan menempuh penurunan suku bunga acuannya di sisa 2025,” tambahnya. Sentimen positif ini diperkuat oleh data Bloomberg yang menunjukkan rupiah dibuka menguat pada level Rp 16.429 per dolar AS pagi ini, naik 11 poin atau 0,07% dari penutupan sebelumnya.

Senada dengan Fikri, Lukman Leong dari Doo Financial Futures juga memproyeksikan penguatan rupiah. “Rupiah diperkirakan menguat terhadap dolar AS yang terus tertekan menjelang rapat FOMC,” ungkap Lukman. Namun, ia menambahkan bahwa penguatan tersebut akan terbatas. Kekhawatiran dan polemik di dalam negeri, khususnya terkait perluasan mandat dan fungsi pengawasan BI oleh DPR, berpotensi membatasi apresiasi rupiah.

Lukman memperkirakan rupiah akan bergerak di kisaran Rp 16.350 hingga Rp 16.500 per dolar AS. Para investor, menurutnya, juga tengah menantikan hasil Rapat Dewan Gubernur BI untuk menentukan arah pergerakan nilai tukar rupiah selanjutnya. Dengan demikian, perkembangan situasi domestik dan keputusan The Fed akan menjadi penentu utama kekuatan rupiah dalam beberapa hari ke depan.

Ringkasan

Nilai tukar rupiah diperkirakan menguat didorong ekspektasi penurunan suku bunga acuan oleh The Fed dan Bank Indonesia (BI). Fikri C Permana dari KB Valbury Sekuritas memproyeksikan penguatan rupiah hingga Rp 16.380 per dolar AS, didukung oleh proyeksi penurunan Fed Funds Rate sebanyak dua kali lagi hingga akhir 2025. Data Bloomberg menunjukkan rupiah dibuka menguat di level Rp 16.429 per dolar AS pagi ini.

Lukman Leong dari Doo Financial Futures juga memproyeksikan penguatan rupiah, namun terbatas karena sentimen domestik, khususnya terkait polemik perluasan mandat BI. Ia memperkirakan rupiah akan bergerak di kisaran Rp 16.350 hingga Rp 16.500 per dolar AS. Keputusan The Fed dan hasil Rapat Dewan Gubernur BI akan menjadi penentu utama kekuatan rupiah selanjutnya.

Tinggalkan komentar