Sponsored

The Fed siap pangkas suku bunga, IHSG berpotensi tembus 8.900

Babaumma – , JAKARTA — Pasar finansial global tengah menanti keputusan krusial dari Bank Sentral Amerika Serikat, Federal Reserve (The Fed), yang diperkirakan akan memangkas suku bunga acuannya pada pertemuan pekan ini. Keputusan yang sangat dinanti-nantikan ini diyakini akan menjadi angin segar bagi pasar modal Indonesia, mendorong Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) untuk melesat hingga level 8.900.

Sponsored

Muhammad Wafi, Head of Research Korea Investment & Sekuritas Indonesia (KISI), menjelaskan bahwa pemangkasan suku bunga The Fed berpotensi menjadi katalisator kuat bagi IHSG. Efeknya yang langsung adalah memicu sentimen risk-on di kalangan investor global, sehingga menarik arus modal masuk ke pasar negara berkembang atau emerging market.

“Penurunan yield obligasi AS akan menekan indeks dolar DXY, melemahkannya, dan secara otomatis meningkatkan minat investor asing untuk berinvestasi di kawasan Asia,” ungkap Wafi pada Senin (8/12/2025). Kondisi ini menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pertumbuhan investasi asing di pasar saham domestik.

: Peluang IHSG Tembus Target Purbaya 9.000 di Akhir 2025 Didukung Modal Asing

Lebih lanjut, Wafi memprediksi bahwa IHSG berpeluang melaju ke rentang 8.750–8.900. Proyeksi ini sangat bergantung pada pernyataan Ketua The Fed, Jerome Powell, yang cenderung dovish, serta adanya indikasi jelas mengenai kelanjutan kebijakan pelonggaran moneter (easing) di masa mendatang.

Wafi juga menambahkan bahwa pasar sebenarnya telah mengantisipasi sebagian dari pemangkasan suku bunga ini, atau telah melakukan pricing-in, menjelang pertemuan The Fed. Hal tersebut turut berkontribusi pada pencapaian all-time high (ATH) yang sempat diraih IHSG beberapa waktu lalu.

: : IHSG Ditutup Cetak Rekor Lagi, Menguat ke Level 8.710,69

“Namun, dampak dari pemotongan suku bunga yang sesungguhnya (real cut) biasanya tetap memicu reli lanjutan. Hal ini sebagian besar disebabkan oleh peningkatan likuiditas global dan penurunan biaya modal yang mendorong investasi,” jelas Wafi, menyoroti potensi penguatan pasar yang lebih lanjut.

: : Potensi Akumulasi Asing di Pasar Saham Dorong Laju IHSG

Menyikapi prospek positif ini, Wafi merekomendasikan sejumlah saham yang patut dicermati seiring dengan pertemuan The Fed. Sektor perbankan besar, dengan saham seperti BBCA, BMRI, dan BBNI, dianggap menarik karena penurunan cost of fund yang berpotensi mendorong pertumbuhan kredit. Selanjutnya, sektor properti, diwakili oleh saham BSDE dan CTRA, juga menjadi pilihan karena sensitivitasnya yang tinggi terhadap perubahan suku bunga.

Selain itu, sektor teknologi atau growth sector seperti GOTO, BUKA, MTEL, dan TOWR juga dapat menjadi fokus investasi. Menurut Wafi, valuasi saham-saham ini akan mengalami pengetatan yang lebih menguntungkan jika suku bunga turun. Terakhir, sektor konsumen dengan saham MYOR dan ICBP turut direkomendasikan karena mendapatkan keuntungan dari pelemahan dolar AS dan peningkatan konsumsi domestik.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Sponsored