Sponsored

27 Juta Pekerja Terserap, Ekraf Jadi Penopang Ekonomi

Sektor ekonomi kreatif (ekraf) terus menunjukkan performa yang mengesankan, memposisikan dirinya sebagai mesin utama penyerap tenaga kerja sekaligus kontributor vital bagi Produk Domestik Bruto (PDB) nasional. Menurut catatan Badan Pusat Statistik (BPS), kontribusi PDB dari sektor ekraf diproyeksikan mencapai angka fantastis Rp1.500 triliun pada akhir tahun 2024, mengukuhkan perannya dalam perekonomian.

Sponsored

Peran strategis ekraf dalam membuka lapangan pekerjaan semakin nyata. Kementerian Ekonomi Kreatif (Kemenekraf) melaporkan bahwa sepanjang tahun 2024, sektor ini sukses menyerap 26,48 juta Tenaga Kerja (TK). Angka ini merepresentasikan 18,30% dari total tenaga kerja nasional, menunjukkan kapasitasnya yang luar biasa dalam menciptakan kesempatan.

Tren positif ini diprediksi akan berlanjut. Untuk tahun 2025, proyeksi penyerapan tenaga kerja oleh ekraf diperkirakan akan mencapai 27,40 juta TK, meningkat menjadi 18,70% dari total tenaga kerja nasional. Peningkatan signifikan ini semakin menegaskan posisi ekonomi kreatif sebagai salah satu sektor andalan yang menjanjikan.

Secara geografis, dominasi Pulau Jawa dalam penyerapan tenaga kerja ekraf sangat kentara. Tiga provinsi utama, yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur, secara kolektif menyumbang porsi mayoritas, mencapai 57,81% dari total tenaga kerja ekraf di seluruh Indonesia, menyoroti konsentrasi aktivitas kreatif di wilayah ini.

Lebih spesifik lagi, Jawa Barat menorehkan angka tertinggi dengan berhasil menyerap 6,24 juta pekerja di sektor ekraf. Capaian ini menempatkan Jawa Barat sebagai provinsi dengan kontribusi tenaga kerja ekraf paling signifikan secara nasional, menunjukkan potensi besar provinsi tersebut.

Selain menjadi lokomotif penyerap tenaga kerja, performa cemerlang sektor ekonomi kreatif juga tercermin dari angka ekspor dan investasi yang sangat solid pada semester I tahun 2025.

Nilai Ekspor Produk Kreatif Indonesia berhasil menyentuh angka US$12,9 miliar, setara dengan sekitar Rp216,165 triliun. Pencapaian ini merupakan yang tertinggi dalam lima tahun terakhir, sebuah bukti nyata akan daya saing dan kualitas produk kreatif Indonesia di panggung global. Tidak hanya itu, realisasi investasi pada paruh pertama tahun 2025 juga tercatat kokoh, mencapai Rp90,12 triliun, menambah optimisme terhadap prospek ekraf.

Amalia Adininggar Widyasanti, selaku Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), secara langsung menyoroti krusialnya peran sektor ini. Beliau menyatakan, “Ekonomi kreatif di Indonesia yang terus tumbuh mampu menciptakan peluang kerja baru dan menjadi motor ekonomi yang cukup signifikan,” menggarisbawahi dampak positif ekraf pada kemajuan bangsa.

Keseluruhan data dari BPS dan Kemenekraf ini secara tegas menegaskan urgensi ekonomi kreatif sebagai sektor strategis. Sektor ini tidak hanya mampu berkompetisi di skala global, tetapi juga memainkan peranan fundamental dalam memacu pertumbuhan ekonomi yang inklusif, utamanya melalui penciptaan lapangan kerja secara masif bagi masyarakat.

Ringkasan

Sektor ekonomi kreatif (ekraf) menunjukkan performa positif sebagai penyerap tenaga kerja dan kontributor PDB nasional, dengan proyeksi kontribusi PDB mencapai Rp1.500 triliun pada akhir 2024. Sepanjang tahun 2024, ekraf telah menyerap 26,48 juta tenaga kerja, atau 18,30% dari total tenaga kerja nasional, dan diprediksi meningkat menjadi 27,40 juta pada tahun 2025.

Pulau Jawa, terutama Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur, mendominasi penyerapan tenaga kerja ekraf, menyumbang 57,81% dari total. Selain itu, ekspor produk kreatif mencapai US$12,9 miliar dan realisasi investasi mencapai Rp90,12 triliun pada semester I tahun 2025, menunjukkan daya saing dan potensi pertumbuhan ekonomi kreatif yang inklusif.

Sponsored