Sponsored

Bocoran IPO Superbank, Disebut Tunjuk 4 Sekuritas, Target Rampung Akhir Tahun

Sinyal PT Super Bank Indonesia  atau Superbank melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui pencatatan saham perdana atau initial public offering atau IPO kian menguat. Bank digital di bawah grup PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) itu disebut akan melantai di BEI pada akhir tahun. 

Sponsored

Persiapan Superbank menuju IPO sudah dilakukan sejak beberapa waktu lalu. Terakhir, pada Oktober perusahaan disebut mulai melakukan tahap uji minat kepada beberapa investor di pasar modal. 

Kabar terbaru yang diperoleh Katadata.co.id, Superbank telah menunjuk empat perusahaan sekuritas untuk mengantarkan proses IPO. Empat sekuritas itu adalah PT Mandiri Sekuritas, PT CLSA Sekuritas Indonesia, PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk, dan PT Sucor Sekuritas. 

Keterlibatan CLSA di balik rencana IPO sebelumnya juga sudah diungkap oleh Stockbit Sekuritas. CLSA Sekuritas akan bertindak sebagai joint global coordinator.

Baca juga:

  • IHSG Diramal Lanjut Penguatan, Saham ISAT, ADRO, KLBF dan ASII Jadi Rekomendasi
  • Wall Street Turun Tertekan Aksi Jual Saham Teknologi dan Shutdown Pemerintah AS
  • Sinyal IPO 3 Emiten Jumbo Superbank hingga Titan Infra, BEI Sebut Bidik Rp 6 T

Sementara itu Katadata  sudah mengontak CEO Sucor Sekuritas Bernadus Wijaya untuk mengkonfirmasi kabar perusahaannya menjadi salah satu penjamin emisi. 

“Saya tidak bisa mengomentari, tunggu di website e-IPO aja untuk emiten yang akan listing nanti ya,” ujar Bernadus saat dihubungi.

Berdasarkan informasi yang dihimpun proses IPO akan bergulir di BEI pada akhir November ini. IPO akan bergulir selama sebulan dan listing di pertengahan Desember. 

Perusahaan disebut akan melepas sekitar 15% saham dari modal ditempatkan dan disetor penuh. Adapun harga saham yang ditawarkan disebut maksimal Rp 1.050. 

Merujuk informasi yang dibagikan Stockbit Sekuritas pada pertengahan Oktober lalu. bank digital yang terafiliasi dengan Grup Emtek dan Grab itu disebut akan menggunakan mayoritas dana IPO untuk berbagai keperluan.  Sebanyak 70% dari dana hasil IPO disebut akan digunakan oleh Superbank sebagai modal kerja untuk penyaluran kredit dan sisanya untuk belanja modal.  

Katadata.co.id sudah menghubungi manajemen Superbank beberapa waktu lalu untuk mengkonfirmasi kabar IPO. Juru Bicara Superbank menyatakan tidak memberikan komentar atas rumor atau spekulasi pasar. 

“Fokus kami adalah menjaga kinerja yang kuat melalui solusi keuangan inovatif, pertumbuhan jumlah nasabah, serta kolaborasi dengan ekosistem terpercaya untuk mendorong pertumbuhan inklusif di Indonesia,” ujar Juru Bicara Superbank kepada Katadata.co.id beberapa waktu lalu. 

Berdasarkan informasi dari situs resmi perusahaan, struktur kepemilikan saham Superbank saat ini terdiri Elang Mahkota Teknologi (EMTK) melalui PT Elang Media Visitama sebesar 31,11%, Grab melalui PT Kudo Teknologi Indonesia sebesar 19,16%, A5–DB Holdings sebesar 11,52%, GXS Bank sebesar 12%, KakaoBank sebesar 9,95%, dan Singtel Alpha Investments 8,46%.

Ihwal rencana IPO Superbank ini selaras dengan kabar terbaru yang diungkap oleh Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna. Dalam keterangan terbaru ia menyebut terdapat tiga perusahaan lighthouse yang bersiap listing di BEI akhir tahun. 3 emiten itu berasal dari sektor finansial, tambang dan infrastruktur. 

Lighthouse company merupakan perusahaan mercusuar yang ditargetkan bursa untuk IPO setiap tahunnya. Perusahaan tersebut memiliki dua karakteristik, yaitu minimum kapitalisasi pasar sebesar Rp 3 triliun dan realisasi free float minimal 15%.

Kinerja dan Prospek Superbank

Di tengah kabar IPO, kinerja Superbank justru mencatat lonjakan signifikan sepanjang 2025. Hingga kuartal III tahun ini, bank digital tersebut membukukan laba sebelum pajak (PBT) Rp 80,9 miliar, dengan pertumbuhan pendapatan bunga bersih 176% YoY menjadi Rp 1,1 triliun.

Presiden Direktur Superbank Tigor M. Siahaan mengatakan strategi digital-first menjadi motor utama kinerja. Superbank mencatat 5 juta nasabah sejak peluncuran aplikasi digital pada Juni 2024, dengan aktivitas transaksi harian meningkat lebih dari 40% dibanding kuartal sebelumnya.

“Didukung integrasi layanan dengan Grab dan OVO yang tumbuh pesat, kami terus membuktikan pendekatan digital-first mampu menghadirkan pertumbuhan yang sehat dan aman bagi lebih dari 5 juta nasabah kami,” ujar Tigor dalam keterangan resmi.

Sementara itu pertumbuhan nasabah mendorong peningkatan di hampir seluruh indikator utama keuangan. Perusahaan mencatat kredit tumbuh 84% YoY menjadi Rp 9,04 triliun. Seiring dengan itu aset meningkat 70% YoY menjadi Rp 16,5 triliun dan dana pihak ketiga (DPK) melonjak 203% YoY menjadi Rp 9,8 triliun.

Dari sisi efisiensi, Cost to Income Ratio (CIR) turun tajam dari 149,65% menjadi 70,14%, sedangkan Net Interest Margin (NIM) meningkat ke 10,64%. Rasio kredit bermasalah juga tetap terkendali, dengan NPL gross 2,83% dan NPL net 1,21%.

Sementara itu LDR Superbank stabil di kisaran 92%, menunjukkan struktur yang sehat “Menutup Kuartal III 2025, Superbank terus memperkuat perannya dalam menghadirkan solusi keuangan yang relevan dan mudah diakses,” ujar manajemen Superbank.

Kinerja solid dan sinergi dengan ekosistem digital besar yaitu Grab, OVO, dan Emtek  menjadi modal utama Superbank jika benar melangkah ke lantai bursa. Integrasi ini memberi keunggulan strategis dalam menjangkau segmen ritel dan underbanked, sekaligus memperluas inklusi keuangan.

Dengan momentum pertumbuhan yang kuat dan kondisi pasar modal yang mulai stabil, Superbank berpotensi menjadi salah satu IPO terbesar di sektor finansial 2025, sejalan dengan agenda BEI menghadirkan lighthouse company baru.

“Kami berkomitmen menghadirkan inovasi digital yang relevan dengan kebutuhan masyarakat, sehingga dapat tumbuh bersama nasabah dan memberikan dampak positif yang lebih luas,” tutur Tigor.

Apakah Superbank akan menjadi lighthouse company pilihan BEI tahun ini? Pasar masih menanti kepastian. Namun, kinerja yang konsisten dan sinergi ekosistem kuat menjadikan Superbank salah satu kandidat paling diperhitungkan untuk melantai di bursa pada 2025.

Sponsored