IHSG Anjlok ke 7.700: Warning Serius Bagi Pemerintah?

PIKIRAN RAKYAT – Demonstrasi besar-besaran di berbagai daerah Indonesia dalam sepekan terakhir berdampak signifikan pada pasar keuangan. Pada sesi I perdagangan Senin, 1 September 2025, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tergerus 59 poin (0,76 persen) dan ditutup di level 7.779, berada di zona merah. Pelemahan ini mencerminkan sentimen negatif yang melanda pasar.

Fakhrul Fulvian, Kepala Ekonom Trimegah Sekuritas Indonesia, menilai pasar tengah melakukan penyesuaian (rekalibrasi) asumsi akibat demonstrasi tersebut. Ia memandang melemahnya IHSG dan nilai tukar rupiah yang mencapai Rp16.400 per dolar AS sebagai peringatan serius bagi pemerintah. “Kondisi keprihatinan melanda bangsa kita, dan hal ini tak terelakkan lagi akan memengaruhi pasar keuangan, baik rupiah maupun bursa saham,” ujar Fakhrul di Jakarta, seperti dikutip dari Antara.

IHSG Anjlok, Airlangga Minta Pengusaha Tenang dan Tetap Optimistis

Menurut Fakhrul, pemerintah perlu segera meningkatkan kepercayaan publik. Hal ini dapat dicapai dengan pengambilan kebijakan yang transparan, terkomunikasikan dengan baik, dan mengedepankan empati masyarakat. “Prioritasnya adalah membangun rasa keadilan dalam setiap pengambilan keputusan, karena aktivitas ekonomi dan kohesi sosial akan terdampak, baik secara langsung maupun tidak langsung,” tegasnya.

Fakhrul menjelaskan, pelemahan IHSG menunjukkan pelaku pasar tengah mengkalibrasi kembali ekspektasinya. Namun, tingginya permintaan pada lelang Surat Berharga Negara (SBN) mengindikasikan likuiditas domestik masih kuat. “Pelemahan pasar saham diperkirakan terbatas, dengan level 7.700 sebagai potensi penyangga. Ini menunjukkan keyakinan pasar bahwa pemerintah berkomitmen terhadap keamanan dan ketertiban di tengah ketidakpastian,” tambahnya.

Pekerja Informal di Jabar Bakal Dilindungi BPJS Ketenagakerjaan Mulai September Ini

Sementara itu, untuk nilai tukar rupiah, Fakhrul memprediksi pelemahan berpotensi berlanjut hingga Rp16.500 per dolar AS dalam jangka pendek akibat sentimen risk off. Namun, dalam jangka menengah, penguatan rupiah kembali terbuka seiring rencana penurunan suku bunga oleh The Fed (Bank Sentral AS) dan likuiditas domestik yang terjaga. “Likuiditas cukup, tetapi kita membutuhkan arahan konkrit dari pemerintah. Sebelum itu tercapai, IHSG akan tetap dalam kondisi konsolidasi,” jelasnya.

Rekomendasi untuk Pemerintah

Fakhrul memberikan beberapa rekomendasi bagi pemerintah: Pertama, percepatan pembenahan keamanan dan penegakan keadilan atas peristiwa yang terjadi dalam sepekan terakhir. Kedua, percepatan realisasi APBN 2025 untuk menopang daya beli masyarakat. Ketiga, utamakan empati dalam komunikasi semua lembaga negara, termasuk legislatif dan yudikatif.

Terakhir, dari sisi ekonomi, Fakhrul menyoroti sektor energi terbarukan dan sektor konsumsi (consumer) di IHSG sebagai sektor yang perlu diperhatikan.

Ringkasan

Demonstrasi besar-besaran di Indonesia menyebabkan IHSG anjlok 59 poin (0,76 persen) ke level 7.779 pada 1 September 2025, menunjukkan sentimen negatif di pasar. Pelemahan ini, bersamaan dengan nilai tukar rupiah yang mencapai Rp16.400 per dolar AS, dianggap sebagai peringatan serius bagi pemerintah untuk meningkatkan kepercayaan publik melalui kebijakan yang transparan dan empatik.

Kepala Ekonom Trimegah Sekuritas Indonesia, Fakhrul Fulvian, menyarankan pemerintah untuk segera memperbaiki keamanan, merealisasikan APBN 2025 untuk menopang daya beli, dan mengutamakan empati dalam komunikasi. Meskipun pelemahan IHSG diperkirakan terbatas dengan potensi penyangga di level 7.700, peningkatan kepercayaan publik menjadi kunci untuk stabilisasi pasar dan perlu diperhatikan sektor energi terbarukan dan konsumsi di IHSG.

Tinggalkan komentar