Babaumma – , JAKARTA – Dalam sebuah langkah mengejutkan yang mengguncang industri semikonduktor global, Nvidia telah menginvestasikan US$5 miliar ke Intel, sekaligus membentuk kemitraan strategis untuk mengembangkan cip PC dan pusat data. Kesepakatan ini, yang diumumkan pada Jumat (19/9/2025) oleh kedua perusahaan, mencakup pembelian saham biasa Intel oleh Nvidia seharga US$23,28 per lembar.
Kolaborasi ini menandai babak baru bagi Intel, yang tengah berjuang menghadapi kerugian dan persaingan ketat dari perusahaan seperti Nvidia. Nvidia akan menyuplai teknologi grafisnya untuk cip PC terbaru Intel, sementara Intel akan menyediakan prosesor untuk produk pusat data berbasis perangkat keras Nvidia. CEO Nvidia, Jensen Huang, memperkirakan kemitraan ini dapat membuka peluang pasar baru hingga US$50 miliar per tahun.
Pasar merespon positif kabar ini dengan antusiasme yang luar biasa. Saham Intel melonjak 23% di New York, mencatat lonjakan harian terbesar sejak Oktober 1987, mencapai US$30,57 per lembar. Saham Nvidia juga ikut terdongkrak, naik 3,5% menjadi US$176,32, meningkat 31% sejak awal tahun.
Investasi Nvidia ini menyusul suntikan dana dari pemerintah AS sebesar US$4,9 miliar (sekitar 10% saham Intel) pada Agustus lalu, di mana Presiden Donald Trump secara aktif terlibat dalam promosinya, dan investasi US$2 miliar dari SoftBank Group Corp. pada bulan yang sama. Intel juga secara aktif melakukan penggalangan dana melalui penjualan aset untuk mengatasi beban keuangan akibat hilangnya pangsa pasar dan kebutuhan investasi besar untuk pengembangan cip mutakhir. Nilai investasi pemerintah AS di Intel kini telah meningkat lebih dari 55%, mencapai US$14 miliar.
Huang menekankan bahwa kerja sama ini merupakan hasil dari diskusi teknis antara tim Nvidia dan Intel yang telah berlangsung selama setahun, dan bukan didorong oleh intervensi pemerintah. Ia juga menyatakan telah memberitahukan Menteri Perdagangan AS, Howard Lutnick, tentang kesepakatan ini, yang disambut positif.
Dalam kerja sama ini, Intel akan menawarkan cip PC yang menggabungkan prosesornya dengan komponen grafis dari Nvidia, langkah yang bertujuan untuk meningkatkan daya saingnya melawan AMD, yang telah agresif merebut pangsa pasar PC. Meskipun demikian, kedua perusahaan belum menetapkan jadwal peluncuran produk pertama, dan Nvidia menegaskan tidak ada rencana untuk menggunakan pabrik Intel untuk memproduksi chipnya.
Berita ini menimbulkan reaksi beragam. Saham AMD sempat anjlok 5,9% sebelum kembali pulih, meskipun AMD menyatakan optimisme untuk terus bersaing. Analis dari Wolfe Research menyebut kabar ini sedikit negatif bagi AMD, tetapi tidak serta merta mengubah prospek Intel. Mereka mempertanyakan apakah ini hanyalah kerja sama simbolis atau awal dari kolaborasi yang lebih luas dan menguntungkan bagi Intel.
Untuk bisnis pusat data, Intel akan menyediakan prosesor untuk produk Nvidia yang mendominasi pasar akselerator AI. Kesepakatan ini diharapkan dapat memperbaiki neraca keuangan Intel dan menghadirkan kembali produk yang diminati pasar. Nvidia, yang tetap melanjutkan pengembangan cip berbasis Arm Holdings Plc, memastikan kemitraan dengan Intel tidak akan memengaruhi rencana tersebut.
Pada penutupan perdagangan Rabu, kapitalisasi pasar Intel tercatat US$116 miliar. Dengan investasi ini, Nvidia memegang kurang dari 5% saham Intel, sementara kapitalisasi pasar Nvidia sendiri telah melampaui US$4 triliun. Dominasi Nvidia di bidang komputasi AI mendorong Intel untuk mengadopsi strategi pragmatis melalui kerja sama ini. Perusahaan yang dulunya raksasa silikon ini tertinggal karena gagal mengantisipasi kebutuhan akan cip akselerator AI. Nvidia diperkirakan akan meraih penjualan sekitar US$200 miliar tahun ini, dengan unit pusat data yang lebih besar daripada total penjualan chipmaker mana pun, sementara Intel kini bergantung pada TSMC untuk memproduksi cip mutakhirnya. Di bawah kepemimpinan CEO baru, Lip-Bu Tan, Intel berkomitmen untuk mengubah pendekatannya, membuka peluang kolaborasi dan fasilitas manufakturnya untuk pihak lain.
Ringkasan
Nvidia menginvestasikan US$5 miliar ke Intel, membentuk kemitraan strategis untuk pengembangan cip PC dan pusat data. Investasi ini meliputi pembelian saham Intel seharga US$23,28 per lembar, mengakibatkan saham Intel melonjak 23% dan saham Nvidia naik 3,5%. Kolaborasi ini melibatkan penyediaan teknologi grafis Nvidia untuk cip PC Intel dan penyediaan prosesor Intel untuk produk pusat data Nvidia, dengan potensi pasar hingga US$50 miliar per tahun.
Kemitraan ini merupakan respons terhadap persaingan ketat dan kerugian yang dialami Intel. Meskipun Nvidia menegaskan kemitraan ini bukan hasil intervensi pemerintah, investasi ini mengikuti suntikan dana dari pemerintah AS dan SoftBank ke Intel. Kolaborasi ini bertujuan meningkatkan daya saing Intel melawan AMD di pasar PC dan memperbaiki neraca keuangan Intel di sektor pusat data, memanfaatkan dominasi Nvidia di pasar akselerator AI. Nvidia tetap melanjutkan pengembangan cip berbasis Arm Holdings Plc.