Startup AI menjadi primadona investor secara global, di tengah penurunan pendanaan ke sektor teknologi yang dikenal dengan istilah tech winter. Di Indonesia, pemerintah dinilai bisa memberikan insentif maupun mendorong BUMN bekerja sama dengan perusahaan rintisan kecerdasan buatan.
Managing Partner Skystar Capital Abraham Hidayat menilai pemerintah perlu meningkatkan dukungan terhadap riset dan inovasi di bidang AI. Sebab, Indonesia memang masuk 10 besar ekosistem startup dunia, akan tetapi kontribusi riset akademik masih tertinggal jauh.
“Indonesia hanya di urutan 100 untuk jumlah riset yang dipublikasikan di jurnal internasional. Pemerintah perlu mendorong kolaborasi antara universitas dan sektor swasta,” katan Abraham Hidayat dalam acara Tech in Asia Conference 2025 di Jakarta Selatan, Rabu (22/10).
Abraham juga mengusulkan agar pemerintah memberikan insentif bagi pengembangan startup AI lokal melalui kebijakan afirmatif.
“Pemerintah bisa mendorong perusahaan atau BUMN mengalokasikan 5% – 20% anggaran teknologi mereka untuk bekerja sama dengan startup lokal. Ini bisa mempercepat pengembangan ekosistem AI di setiap negara,” ujar dia.
Startup Indonesia mulai masif mengadopsi AI di tengah tren pendanaan yang menurun. Menurut laporan Pendanaan Startup Asia Tenggara Semester I 2025 DealStreetAsia bersama Kickstart Ventures Inc, investasi ke perusahaan rintisan Tanah Air turun 67% secara tahunan alias year on year (yoy) menjadi US$ 78,5 juta.
Untuk pertama kalinya, nilai pendanaan ke startup Indonesia kalah dibandingkan Filipina yang mencapai US$ 86,4 juta.
Secara keseluruhan, pendanana ke startup Asia Tenggara mencapai US$ 1,85 miliar sepanjang Januari – Juni. Rinciannya sebagai berikut:
- Singapura US$ 1,2 miliar atau turun 44%
- Vietnam US$ 275 juta atau naik 169%
- Malaysia US$ 196 juta, meningkat dua kali lipat
- Filipina US$ 86,4 juta
- Indonesia US$ 78,5 juta, turun 67%
- Thailand US$ 10 juta
Untuk mengembangkan ekosistem kecerdasan buatan di Tanah Air, Lintasarta bekerja sama dengan Nvidia untuk menggelar ajang Semesta AI Pitch Day 2025 Ada 10 startup terpilih yang memamerkan inovasi AI, di antaranya:
- BETA-UAS: Drone-as-a-Service untuk sektor sumber daya alam dengan dukungan IoT, cloud, dan AI untuk pemetaan, monitoring, serta predictive maintenance
- Lunash: Dashboard berbasis AI untuk memprediksi risiko, melacak debitur yang sulit dijangkau, dan mengotomasi komunikasi penagihan melalui WhatsApp
- Sokratech: Platform no-code anti-fraud yang memungkinkan tim risiko membangun dan menguji workflow deteksi penipuan secara real-time
- Momofin: Solusi keamanan dokumen digital berbasis AI dengan QR-certified PDF, e-signature, dan audit trailuntuk e-KYC
- Algobash: Platform rekrutmen end-to-end berbasis AI yang membantu perusahaan menemukan talenta tepat sesuai kebutuhan
- Fineksi: Analisis data komprehensif berbasis AI untuk mendukung lembaga keuangan mengambil keputusan kredit lebih akurat
- Momentum Teknodata Semesta: Solusi Big Data AI yang mengubah data mentah menjadi insight bisnis strategis
- Simplify AI: Middleware AI yang mempercepat modernisasi sistem enterprise hingga 85%
- Doctortool: Ekosistem kesehatan terpadu untuk pengelolaan data medis secara efisien dan aman
- Safelog AI: Alat pemeriksaan latar belakang berbasis AI untuk meningkatkan kepatuhan dan mencegah fraud dalam proses perekrutan
Dari sisi pemerintah, Menteri Komdigi atau Komunikasi dan Digital Meutya Hafid mengajak para investor global untuk menaruh kepercayaan pada startup Indonesia. Kementerian telah melaksanakan beberapa inisiatif untuk mengembangkan ekosistem startup di Indonesia melalui HUB.ID Connection Hub dan Startup Indonesia Dashboard.
Dalam ajang HUB.ID Connection Hub 2025, Kementerian Komdigi mempertemukan 20 startup unggulan Indonesia dengan investor global.
Sejak diluncurkan pada 2022, HUB.ID telah menghubungkan lebih dari 240 startup dengan lebih dari 80 investor global dan mitra korporasi. Program ini telah memfasilitasi lebih dari 2.600 pertemuan terkurasi dan menghasilkan investasi serta kemitraan bisnis lebih dari US$ 60 juta.
Selain mempertemukan startup dengan investor, HUB.ID menghadirkan sesi mentoring dan berbagi pengalaman dengan pendiri perusahaan rintisan yang telah berhasil. Pendekatan ini bertujuan membangun fondasi manajerial dan keberlanjutan bisnis di kalangan startup muda.
Sementara itu, Startup Indonesia Dashboard merupakan basis data nasional yang terintegrasi untuk memetakan dan menghubungkan startup dengan investor di berbagai sektor dan wilayah.
Platform itu akan membantu investor menilai potensi bisnis. Bagi pembuat kebijakan, laman ini membantu dalam melihat arah pertumbuhan digital nasional.
“Ketika semua saling terhubung, inovasi akan tumbuh,” ujar Meutya dalam pidato kunci di acara Tech in Asia Conference 2025 di Jakarta, Rabu (22/10).
Direktur Jenderal Ekosistem Digital Kemkomdigi Edwin Hidayat Abdullah menekankan pentingnya penguatan seluruh komponen dalam ekosistem startup agar risiko kegagalan bisa ditekan.
“Kami perlu mengorkestrasi ekosistemnya. Kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat menjadi kunci,” kata dia.