Dengan logat jawa yang kental, pria itu juga menyebutkan lokasi tempat ia dan teman – temanya “memulung” yang berada di Dayuan atau Tayen samping bandara Taiwan. Tepatnya berada di sepanjang jalan menuju pantai Zhuwei.
“Tapi barang, datang dan pergi lur, soalnya di hari tertentu diambil truk sampah. Jadi kalau kakak semua ke sini, belum tentu masih ada,” ujar pria dengan logat jawa yang kental.
“Di sini rongsokan sepatu, sandal masih baru. Ini sandal se-kresek, baruuu semua. Ada meubel boleh diambil juga. Lihat deh ini, masih baru lho, bingung aku mau ngomong apa,” imbuh pria tersebut.
Pria asal Ngawi tersebut juga menjelaskan kenapa ada banyak barang bekas yang masih layak pakai tapi sudah dibuang oleh pemiliknya. Ia mengatakan bahwa warga Taiwan yang membuang barang – barang tersebut kebanyakan akan pindah rumah.
“Ini efek penggusuran perluasan airport. Orang Taiwan harus pindah, barang perabotan dibuang semua, lokasi Dayuan atau Tayen. Samping bandara, jalan arah pantai Zhuwei, sepanjang jalan itu. Tapi barang yang dibuang di hari tertentu diangkut truk sampah, jadi belum tentu kalau dulur semua ke sini masih ada. Soalnya cepet cepetan, truk sampah,” ujarnya menjelaskan.