Sponsored

Wall Street Bergejolak! Fed Pangkas Suku Bunga, Investor Bingung?

Wall Street mengakhiri perdagangan Rabu (30/10) dengan pergerakan yang beragam, mencerminkan respons pasar terhadap keputusan Federal Reserve (The Fed) untuk memangkas suku bunga acuan. Ketua The Fed, Jerome Powell, mengumumkan penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin (bps), membawa rentang target suku bunga ke level 3,75 persen hingga 4 persen. Keputusan ini, yang diisyaratkan sebagai pemangkasan terakhir di tahun ini, sontak menjadi sorotan utama investor.

Sponsored

Berdasarkan data yang dihimpun Reuters pada Kamis (30/10), Indeks Dow Jones Industrial Average (.DJI) tercatat melemah 74,37 poin atau 0,16 persen, ditutup pada level 47.632,00. Serupa, indeks S&P 500 (.SPX) juga terkoreksi tipis 0,30 poin, berakhir di 6.890,59. Namun, berbeda nasib, indeks Nasdaq Composite (.IXIC) justru menunjukkan performa cemerlang dengan kenaikan signifikan 130,98 poin atau 0,55 persen, mencapai level 23.958,47.

Penguatan impresif Nasdaq sebagian besar didorong oleh lonjakan harga saham Nvidia (NVDA.O). Raksasa produsen chip AI ini berhasil mencetak sejarah baru, menjadi perusahaan pertama yang mencapai kapitalisasi pasar fantastis senilai USD 5 triliun. Pada penutupan pasar, saham Nvidia melonjak 3 persen ke level USD 207,04, membawa nilai pasarnya menembus USD 5,03 triliun. Kinerja gemilang ini bukan hal baru; sepanjang tahun ini saja, saham Nvidia telah melonjak lebih dari 50 persen, kokoh memimpin reli saham-saham terkait kecerdasan buatan (AI) di Wall Street.

Pada awal sesi perdagangan, pasar saham Wall Street sempat menunjukkan euforia, menguat responsif terhadap pengumuman pemangkasan suku bunga The Fed—pemangkasan kedua kalinya di tahun ini. Keputusan ini, yang memang telah diantisipasi pasar, juga dibarengi dengan komitmen The Fed untuk kembali melakukan pembelian terbatas surat utang negara AS atau Treasury securities. Langkah ini bertujuan untuk menjaga stabilitas likuiditas pasar.

Namun, optimisme awal tersebut mulai meredup setelah para pelaku pasar mengurangi ekspektasi terhadap potensi pemangkasan suku bunga The Fed di bulan Desember. Peluang penurunan suku bunga di akhir tahun anjlok menjadi 71 persen, turun drastis dari 90 persen sebelumnya. Oliver Pursche, wakil presiden senior dan penasihat di Wealthspire Advisors, Westport, Connecticut, menjelaskan, “Powell menyatakan pemangkasan suku bunga lanjutan belum tentu terjadi. Namun, perlu diingat bahwa tidak ada pemangkasan suku bunga yang pernah bisa dipastikan sebelumnya. Oleh karena itu, menurut saya, pernyataan tersebut tidaklah keliru. The Fed sangat bergantung pada data ekonomi terkini dalam pengambilan keputusannya.”

Meski demikian, banyak pihak memandang bahwa pengaruh komentar Powell terkait menurunnya peluang pemangkasan suku bunga The Fed di penghujung tahun terhadap optimisme pasar hanyalah bersifat sementara. Michael Rosen, Kepala Investasi di Angeles Investments, Santa Monica, California, menegaskan, “Pemangkasan suku bunga memang sudah sangat diantisipasi. Komentar Powell mungkin sedikit meredam optimisme pasar, tetapi ini hanyalah reaksi sesaat. Pada akhirnya, faktor utama yang akan terus mendorong pergerakan saham adalah kinerja laba perusahaan, dan sejauh ini, kinerjanya terbukti cukup kuat.”

Faktanya, musim laporan keuangan korporasi AS saat ini menunjukkan performa yang luar biasa, dengan mayoritas perusahaan melampaui ekspektasi analis. Dari 222 perusahaan yang tergabung dalam indeks S&P 500 dan telah merilis laporan, sekitar 84,2 persen di antaranya berhasil mencatat laba di atas perkiraan Wall Street. Angka impresif ini jauh melampaui rata-rata 77 persen yang terlihat dalam empat kuartal terakhir. Sebagai contoh konkret, saham Caterpillar (CAT.N) melonjak tajam 11,6 persen setelah melaporkan laba kuartal ketiga yang jauh melampaui ekspektasi pasar.

Kendati demikian, setelah penutupan pasar reguler, beberapa raksasa teknologi menunjukkan pergerakan yang beragam pasca-rilis laporan keuangan kuartalan mereka. Saham Meta Platforms (META.O) anjlok lebih dari 8 persen dalam perdagangan setelah jam bursa. Sementara itu, Microsoft (MSFT.O) juga melemah tipis 1 persen, sedangkan Alphabet (GOOGL.O), induk usaha Google, berhasil menguat sekitar 5 persen.

Secara keseluruhan, gambaran pasar menunjukkan bahwa jumlah saham yang melemah mengungguli yang menguat di Bursa Efek New York (NYSE) dengan rasio 2,16 banding 1. Sebanyak 476 saham berhasil mencapai level tertinggi baru, berbanding 170 saham yang justru menyentuh level terendah baru. Di Nasdaq, tren serupa terlihat dengan 1.453 saham naik dan 3.306 saham turun, menghasilkan rasio penurunan terhadap kenaikan sebesar 2,28 banding 1. Sementara itu, total volume perdagangan di bursa AS mencapai 20,71 miliar saham, sedikit di bawah rata-rata 21 miliar saham dalam sesi penuh selama 20 hari perdagangan terakhir.

Ringkasan

Wall Street menunjukkan reaksi beragam setelah The Fed memangkas suku bunga acuan sebesar 25 bps, menjadi 3,75%-4%. Dow Jones dan S&P 500 mengalami penurunan tipis, sementara Nasdaq Composite melonjak signifikan, didorong oleh kenaikan saham Nvidia yang mencapai kapitalisasi pasar USD 5 triliun. Pemangkasan suku bunga ini diantisipasi sebagai yang terakhir di tahun ini.

Optimisme awal pasar meredup setelah ekspektasi pemangkasan suku bunga di Desember menurun. Meskipun demikian, kinerja laba perusahaan yang kuat, dengan mayoritas perusahaan S&P 500 melampaui ekspektasi, menjadi faktor pendukung utama pergerakan saham. Reaksi pasar pasca rilis laporan keuangan beberapa perusahaan teknologi besar juga bervariasi.

Sponsored