Telkom Luncurkan Pusat AI Unggulan: Solusi Konkret untuk Indonesia

Telkom resmi meluncurkan AI Center of Excellence (AI CoE) pada Bali Annual Telkom International Conference (BATIC) 2025, Kamis (28/8). Langkah strategis ini bertujuan mempercepat adopsi dan pengembangan kecerdasan buatan (AI) di Indonesia, sekaligus menegaskan komitmen Telkom untuk menjadikan Indonesia bukan sekadar pengguna, melainkan pemain kunci dalam pengembangan AI di Asia.

AI CoE, yang akan hadir di sembilan kota di Indonesia, dirancang sebagai ekosistem AI yang kuat dan berkelanjutan. Pusat ini tidak hanya berfungsi sebagai pusat pengembangan teknologi, tetapi juga sebagai ruang edukasi, kolaborasi, dan inkubasi solusi AI bagi pemerintah, industri, akademisi, dan mahasiswa. “Kami ingin AI CoE menjadi tempat lahirnya ribuan use case AI baru. Semakin banyak pihak yang terlibat, semakin cepat ekosistem AI Indonesia tumbuh,” ujar Direktur IT Digital Telkom, Faizal Rochmad Djoemadi.

Dalam sesi “Unleashing AI: Transforming Operations & Services for the Digital Era” di Mangupura Hall, Bali, Faizal menekankan pentingnya AI sebagai solusi nyata berbagai permasalahan, bukan sekadar teknologi canggih. “AI bukan cuma soal teknologi, tapi soal bagaimana kita memecahkan persoalan di dunia nyata. Dari perusahaan besar, pemerintah, hingga UMKM, semua bisa memanfaatkan AI untuk membuat operasi lebih efisien dan layanan lebih baik,” katanya. Ia juga menyoroti kesalahpahaman umum tentang AI yang seringkali hanya diidentikkan dengan chatbot atau aplikasi analitik sederhana. Faktanya, penerapan AI sangat beragam dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan unik setiap sektor, “AI untuk pertambangan berbeda dengan AI di sektor kesehatan atau layanan finansial. Fokus kami bukan membuat produk generik, tapi solusi yang dirancang untuk masalah spesifik di setiap sektor,” tegasnya.

Telkom telah mengembangkan 52 produk dan use case AI sejak 2018. Namun, kebutuhan di Indonesia diperkirakan mencapai ribuan. Keberhasilan pengembangan AI ini, menurut Faizal, bergantung pada dua faktor utama: kolaborasi dan talenta. Kolaborasi lintas sektor – antara universitas, lembaga riset, penyedia teknologi, integrator sistem, dan pemerintah – sangat krusial. Setiap pihak memiliki peran penting dalam menciptakan inovasi, menyediakan infrastruktur, menghubungkan teknologi dengan proses bisnis, dan memastikan regulasi serta etika AI berjalan dengan baik. Faktor kedua adalah talenta digital. Telkom saat ini memiliki sekitar 2.000 talenta digital, 250 di antaranya fokus pada pengembangan AI. “Anak-anak muda ini harus memimpin transformasi digital di negeri sendiri. AI tidak hanya menciptakan inovasi, tapi juga membuka lapangan kerja baru dan meningkatkan daya saing global,” kata Faizal.

Peluncuran AI CoE di BATIC 2025, yang berlangsung 26-29 Agustus 2025 di The Westin Resort, Nusa Dua, Bali, dengan tema “Igniting Tomorrow’s Digital Evolution”, menunjukkan komitmen Telkom sebagai pionir transformasi digital Indonesia. Konferensi ini menghadirkan operator telekomunikasi, penyedia teknologi, pembuat kebijakan, dan investor dari seluruh dunia untuk mendorong kolaborasi dan inovasi di era konektivitas cerdas. Kehadiran AI CoE menawarkan peluang bagi semua pihak untuk berpartisipasi dalam pengembangan ekosistem AI yang inklusif dan berkelanjutan di Indonesia.

Ringkasan

Telkom meluncurkan AI Center of Excellence (AI CoE) di Bali, bertujuan mempercepat adopsi dan pengembangan kecerdasan buatan (AI) di Indonesia. AI CoE akan hadir di sembilan kota, berfungsi sebagai pusat pengembangan teknologi, edukasi, kolaborasi, dan inkubasi solusi AI untuk berbagai sektor, termasuk pemerintah dan UMKM.

Direktur IT Digital Telkom menekankan pentingnya AI sebagai solusi nyata berbagai permasalahan, bukan hanya teknologi canggih. Keberhasilan pengembangan AI bergantung pada kolaborasi lintas sektor dan pengembangan talenta digital. Telkom telah mengembangkan 52 produk dan use case AI, namun bertujuan untuk menciptakan ribuan solusi spesifik untuk berbagai sektor di Indonesia.

Tinggalkan komentar