Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengungkapkan bahwa saat ini puluhan ribu generasi milenial di Indonesia telah aktif menjadi petani. Fenomena ini muncul sebagai hasil dari upaya pemerintah dalam mentransformasi sektor pertanian tradisional menjadi lebih modern, melalui pengembangan ambisius lahan pertanian seluas tiga juta hektare.
“Area tiga juta hektare ini menjadikan kita setara dengan negara-negara maju seperti Amerika Serikat dan Cina dalam hal teknologi pertanian. Kami telah membentuk kluster-kluster khusus yang berhasil menarik minat anak-anak muda, hingga saat ini tercatat 27 ribu milenial telah bergabung,” jelas Amran dalam konferensi pers yang diselenggarakan di kantor Kementerian Pertanian, Jakarta, Rabu (22/10).
Selain inovasi teknologi, daya tarik signifikan bagi generasi milenial untuk terjun ke dunia pertanian juga bersumber dari potensi pendapatan yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan menjadi pegawai atau menekuni pekerjaan lain.
Amran menambahkan, “Alhamdulillah, testimoni dari para petani milenial di Merauke, Kalimantan, dan Aceh menunjukkan bahwa pendapatan mereka rata-rata mencapai 15-20 juta rupiah per bulan.”
Capaian Kinerja Kementan
Lebih lanjut, Amran juga memaparkan sejumlah capaian kinerja penting Kementerian Pertanian pada tahun pertama kepemimpinan Presiden Prabowo dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.
Pertama, sektor pertanian tercatat menyumbang 13,83% pada Produk Domestik Bruto (PDB) nasional. Data ini, yang sesuai dengan laporan Badan Pusat Statistik (BPS) dan Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO), didorong oleh adanya kenaikan harga pokok penjualan gabah kering panen, dari Rp 5.000 menjadi Rp 6.500 per kilogram, sebuah langkah yang sangat menguntungkan para petani.
Kedua, berkaitan dengan angka serapan beras oleh Perum Bulog yang mencapai 4,2 juta ton, menunjukkan stabilitas pasokan pangan.
Ketiga, kinerja ekspor pertanian mengalami lonjakan signifikan sebesar 42,19% dibandingkan dengan tahun 2024. Keempat, terjadi peningkatan produksi beras per tahun. Jika pada tahun 2024 jumlahnya hanya 30 juta ton, hingga hari ini produksi beras sudah mencapai 33,19 juta ton, dan diperkirakan oleh BPS akan mencapai 34,3 juta ton hingga akhir tahun.
“Kenaikan 4 juta ton dalam satu tahun ini adalah lompatan tertinggi sepanjang sejarah Indonesia,” ujar Amran, menegaskan keberhasilan luar biasa tersebut.
Dengan perkiraan jumlah produksi ini, Amran menyatakan optimisme bahwa Indonesia akan mencapai swasembada beras dalam waktu secepat-cepatnya. “Alhamdulillah, jika tidak ada aral melintang, dalam satu atau dua bulan ke depan kita akan mencapai swasembada beras,” tambahnya.
Tak hanya beras, Amran juga berharap jumlah produksi jagung di Indonesia dapat terus meningkat. Adapun capaian kinerja sektor pertanian yang terakhir berkaitan dengan terbitnya berbagai regulasi yang mendukung iklim investasi dan produktivitas pertanian nasional.
Ringkasan
Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, menyatakan bahwa sekitar 27 ribu generasi milenial kini telah menjadi petani. Hal ini didorong oleh modernisasi sektor pertanian dan pengembangan lahan pertanian seluas tiga juta hektare. Daya tarik lainnya adalah potensi pendapatan yang lebih tinggi, dengan rata-rata penghasilan petani milenial mencapai Rp 15-20 juta per bulan.
Selain itu, Mentan juga memaparkan capaian kinerja Kementan, termasuk kontribusi sektor pertanian sebesar 13,83% pada PDB, serapan beras oleh Bulog mencapai 4,2 juta ton, lonjakan ekspor pertanian sebesar 42,19%, dan peningkatan produksi beras menjadi 33,19 juta ton. Pemerintah optimis Indonesia akan mencapai swasembada beras dalam waktu dekat.